Review Film EDGE OF TOMORROW (2014)

"Edge of Tomorrow (2014)" movie review by Glen Tripollo
Pertama kali gue ngeliat cuplikan film ini, gue ngerasa enggak begitu tertarik, karena ramuan science fiction ditambah Tom Cruise langsung teringat film "Oblivion" yang gue rasa agak kurang greget secara keseluruhan. Gue sempet cemas sama film "Edge of Tomorrow" bakalan ngebawa penonton ke 'rasa' yang sama, tapi ternyata gue salah.

Bersaing dengan film-film box office lainnya, sekaliber "X-Men: Days of Future Past" dan "Maleficent", gue rasa langkah film ini cukup berani. Walau gue akhirnya memutuskan untuk nonton film ini juga, tapi gue nggak memungkiri beberapa kemungkinan kenapa film ini kurang bisa menjadi hits. Pertama, film ini adalah adaptasi bebas dari novel karya Hiroshi Sakurazaka berjudul "All You Need is Kill" yang mana dikasih judul beda menjadi "Edge of Tomorrow" yang agak-agak basi. Kesannya kayak film drama. Kedua, feel of excitement dari film ini nggak bisa dirasakan kalau cuma ngeliat trailer atau pun sinopsisnya, harus ditonton langsung, yang mana hal ini berarti, secara marketing kurang bisa menggaet hati calon penonton. Satu-satunya harapan mungkin karena aktornya Tom Cruise dan juga sutradaranya yang pernah ngegarap film "The Bourne Identity" dan "Mr. and Mrs. Smith".

Guys, padahal film ini udah tayang di bioskop nyaris berbarengan dengan "X-Men: Days of Future Past", tapi gue baru nonton film ini bahkan setelah gue nonton "Maleficent", itu artinya film ini bener-bener prioritas terakhir gue. But, well, mari lupakan kata pembuka di atas, dan langsung lompat ke inti review gue kali ini. Oh ya, sebelumnya mau ngasih tahu dulu, gue belum pernah baca novelnya. Jadi, review gue ini bakal berfokus pada versi filmnya semata. (UPDATE: Gue baru tahu kalo ternyata versi novelnya udah diadaptasi juga ke sebuah manga berjudul sama dengan Takeshi Obata sebagai mangaka-nya!!!)


Nama Tom Cruise mungkin udah sering didenger kita semua sebagai aktor Hollywood yang kalau main film hampir selalu memainkan jenis karakter yang sama. Berani, nekad, jago berantem, cool, playboy, dan pria brengsek yang selalu berakhir menyelamatkan dunia. Misal, aksinya di film "Top Gun", "Mission Impossible" dan "Knight and Day". Nah, dalam film "Edge of Tomorrow" ini semua bener-bener beda (pada awalnya). Seolah-olah menemukan makanan jenis baru, ternyata gue bisa juga ngeliat sisi lain dari Tom Cruise di sini.

Berperan sebagai Mayor Bill Cage, seorang perwira yang enggak pernah punya pengalaman beraksi langsung di medan perang. Pertemuannya dengan seorang Jenderal, entah ini dia dijebak atau bagaimana, akhirnya dipaksa ikut bergabung sebagai prajurit di salah satu pangkalan militer yang bersiap mengadakan konfrotasi langsung dengan Mimic. Mimic di sini adalah sebutan untuk alien yang menginvasi bumi. Bentuknya agak nggak jelas, seperti sulur-sulur logam yang menyatu membentuk tubuh seperti binatang berkaki empat, terus dari dalam badannya berpijar warna yang berbeda-beda. Ada merah dan biru. Mimic ini ternyata juga dibagi ke dalam dua kategori. Ada Alpha dan Omega, yang mana setelah diteliti, sang Alpha memiliki kemampuan memutar ulang waktu bila dirinya terbunuh, kerennya lagi, darah yang terpancar dari Alpha ini kalau kena manusia jadi bisa punya kemampuan yang sama.


Back to our main character, jadi ceritanya Mayor Bill Cage yang culun dan pengecut ini tiba-tiba sampai di pangkalan militer dan dipaksa latihan bersama regu J, dengan pengalamannya yang nol besar, dia dipakaikan "jacket" khusus tempur. Parahnya, dia sama sekali nggak tahu cara mengoperasikannya (pada awalnya). Saat tiba waktu bagi dia terjun ke medan perang, kacau banget dong, dia cuma bisa lari dan lari, ngeliat temen-temennya satu persatu mati sama Mimic, hingga akhirnya dia bertemu Alpha. Di saat terdesak dia ngambil bom dan meledakkan dirinya bersama dengan Alpha. Alpha mati dan darahnya netes ke badan Bill Cage yang udah ancur, secara ajaib Bill Cage pun terbangun lagi di waktu satu hari sebelum dirinya berangkat perang.

Awalnya, Bill Cage mengira dirinya lagi mimpi. Tapi ternyata dia selalu mengulang waktu ketika dirinya mati di medan perang. Hingga akhirnya dia berhasil maju selangkah demi selangkah dari pengalaman sebelumnya sampai ketemu sama Rita Vrataski, yang ternyata pernah memiliki kemampuan sama dengan Bill Cage. Rita yang menyadari itu, hanya berpesan pada Bill Cage untuk mencari dirinya ketika dia mati dan mengulang waktu, sebelum kejadian di medan perang itu berlangsung. Dari sana, akhirnya Cage dan Rita bekerja sama menyusun strategi dan memikirkan segala kemungkinan yang terjadi dalam pemilihan tindakan yang mereka lakukan hingga membawa mereka semakin mendekat ke musuh yang sesungguhnya. Sang Omega yang bersembunyi.


Well, gue nonton film ini berasa seolah-olah Bill Cage ini tokoh utama dalam seri petualangan maut "Goosebumps", yang mana kalo dia salah jalan dan mati, bisa selalu balik ke titik start untuk menjajal langkah yang berbeda. Alur ceritanya sangat solid, padahal setting waktu yang dipakai hanya dua hari, dan banyak adegan yang dilakukan berulang dengan versi berbeda disajikan dengan sangat rapi. Memang ada beberapa adegan yang sebelumnya nggak ada, tapi dikesankan kalau kejadian tersebut pernah dilalui oleh Bill Cage. Itu bagus, karena bisa mencegah penonton merasa bosan.

Setiap kali mengulang waktu, pengalaman Bill Cage bertambah, hingga akhirnya dia pun berkembang jadi tentara yang hebat. Rasa takutnya menghilang dan aksinya semakin mengagumkan. Yang bikin cerita ini menjadi tambah menarik adalah sisipan unsur komedi di setiap adegannya (terutama di bagian awal film) yang gue rasa sangat fresh dan porsinya tepat. Berbagai macam rintangan yang terjadi kemudian sangat susah ditebak walaupun endingnya sangat ketebak. Yap, menurut gue memang seserius apapun sebuah cerita yang diangkat, tetep harus ada secumil komedi untuk membangkitkan semangat penonton.

Urusan CG nggak perlu dipermasalahin lagi, tingkat kecanggihannya mungkin udah setara sama "Transformers", tapi nggak perlu repot-repot menikmati film ini dalam format 3D, karena nggak ada unsur yang gue rasa bakal ngasih efek lebih kalau ditonton dengan format tersebut. Jadi, daripada rugi mendingan nonton yang versi biasa aja (berhubung biasanya tarif 3D lebih mahal).

Kelebihan yang gue rasakan dari film ini adalah bagaimana sebuah alur terulang dan terulang, namun nggak bikin bosan, terus juga Tom Cruise memainkan perannya dengan sangat baik. Image gue soal karakter-karakter Tom Cruise yang dulu-dulu menguap semua. Gue cuma kecewa sama pemeran Rita, kenapa harus Emily Blunt? Kenapa nggak yang lebih cakepan? >__<)//

Film ini cocok jadi tontonan keluarga. Nggak ada adegan yang gimana-gimana kok, karena fokus sama perang yang terjadi. Tingkat kesadisannya juga nggak begitu terasa, semua terjadi begitu cepat dan memang aman dikonsumsi semua umur. Don't judge a film by its title nor poster, karena film ini dari luar terkesan kayak lumpur, begitu ditonton ternyata penuh dengan berlian. Agak nyesel juga sih kenapa gue nggak nonton ini dari awal premiere. LOL.

My favorite scene:
Ketika Bill Cage sedang push-up bersama kadet lainnya dan berniat kabur untuk menemui Rita. Dia sengaja berguling ke tengah jalan yang dilalui mobil dan tebak apa yang terjadi, dia mati terlindas, waktu pun berulang kembali, percobaan kedua, dan akhirnya dia berhasil. Sumpah, konyol abis.

Score: 9,3/10

Review Film EDGE OF TOMORROW (2014) Review Film EDGE OF TOMORROW (2014) Reviewed by Glen Tripollo on 11.48 Rating: 5

2 komentar:

  1. buat film ini saya cuma punya satu komentar...

    "TOM CRUISE DONE IT AGAAAAAAIN!!"

    enough comment from me.

    BalasHapus
    Balasan
    1. LOL. Emang kece badai film-filmnya Tom Cruise. Nggak inget ada film dia yang di bawah standar.

      Hapus

Halo, Sobat MovGeeks! Kalau kamu udah pernah atau pun belum menonton film ini, silakan sampaikan pendapatnya di kolom komentar, ya. Pergunakan bahasa yang sopan, tidak SARA atau mengandung pornografi. Dimohon juga untuk tidak meninggalkan link aktif, karena berpotensi SPAM.

Terima kasih ^__^)//

MovGeeks Team

Diberdayakan oleh Blogger.