header ads

[West-Movie Review] Divergent (2014)

"Divergent (2014)" movie review by Nazmysti Nm
It's been a bit while, but still, it's a great movie.

Awalnya kami sedikit ragu, karena sebagai penggemar seri dystopia yang lebih dulu booming: "The Hunger Games", kami sedikit merasa ini akan mirip favorit kami itu. Tapi, tidak. Tentu pasti tidak. Kalau mirip, tidak mungkin buku yang menjadi ide cerita film ini bisa menjadi New York Times Best Seller, bukan? Dan serta merta menyaingi buku "The Hunger Games" yang juga mendapat predikat yang sama.

Yep, singkirkan pembicaraan soal New York Times. Kali ini kami akan membicarakan filmnya yang rupanya tak kalah serunya dibandingkan "The Hunger Games". Meskipun kami lebih suka karakter Katniss daripada Tris, tapi tokoh-tokoh lain yang ada di seri ini banyak yang menarik. Sangat menarik, malah. Untuk peran utama pria, kami bahkan lebih merasa jatuh cinta pada Four daripada Peeta. Selain kelihatan lebih kuat, konsisten--tapi juga tetap memiliki kekurangan, cara Four mengendalikan situasi lebih menyenangkan untuk dilihat.

Oke, abaikan kesubjektifan dan pembandingan "Divergent"-"The Hunger Games" yang kami utarakan sejak tadi. Kali ini kami akan mulai membahas dengan serius dan diusahakan seobjektif mungkin.

Di film ini, diceritakan sebuah dunia yang dibagi dalam lima faksi yang berdasarkan pada kebaikan manusia; Erudite (yang mengutamakan ilmu pengetahuan), Amity (yang mengutamakan kemakmuran dan kesejahteraan), Dauntless (yang mengutamakan keberanian dan penegakan keadilan), Candor (yang mengutamakan kejujuran dan hukum), dan Abnegation (yang mengutamakan kasih kepada sesama). Semua penghuni di dalam dunia ini harus melewati tes dimana ia akan ditentukan dan dimasukkan ke dalam faksi yang mana. Di tengah keadaan itu, Tris mengetahui bahwa ia Divergent (Kelainan--bisa masuk ke dalam faksi manapun). Kedengaran 'wah', bukan? 

Akan tetapi, sayang sekali bagi Tris, karena walaupun ia bisa masuk ke dalam faksi manapun, seorang Divergent itu dianggap berbahaya dan diburu oleh pemerintah. Ketika Tris mengetahui plot itu, ia dan Four, pria yang ia temui dalam pelatihan Dauntless (faksi yang kemudian ia pilih), yang kemudian juga ia ketahui sebagai seorang Divergent, pun mencari tahu apa yang membuat Divergent begitu berbahaya.

Menurut kami, ide yang dikemukakan dalam film yang diadaptasi dari buku ini hebat. Pembagian faksi-faksi itu bisa dibilang ide yang brilian sehingga bahkan setelah selesai menonton pun kami masih memikirkannya; mengira-ngira akan masuk ke faksi mana kami kalau kami berada di dalam film tersebut. Terbukti telah menyedot perhatian kami sekali film ini! Meski kami juga jadi teringat topi seleksi "Harry Potter" setelahnya.

Di samping hal tentang faksi, garis plot cerita yang dibangun juga menarik. Perkembangan hubungan antara Tris dan Four yang smooth dan momen-momen yang menguji nyali dan diselesaikan oleh Tris membuat kami terkagum-kagum. Musik pengiring dalam film ini juga menyokong kekaguman kami. 

Konflik yang diangkat, soal Divergent, kelainan yang dapat masuk ke faksi manapun, itu juga keren. Penentuan kalau Divergent itu dapat merusak sistem karena ia bisa berpikir dan bertindak seperti lima faksi berbeda itu pun luar biasa. Pemikiran ini bahkan membuat kami tergoda untuk membeli bukunya.

Karakterisasi tokoh-tokoh, hubungan antar tokoh, romansa dan persahabatan, aksi-aksi, perwujudan dunia dystopia-nya pun, juga digambarkan dengan kental. Lagi-lagi, itu juga yang menggoda kami untuk membeli bukunya.

Sampai saat ini, secara keseluruhan, kami belum bisa menentukan kekurangan dari film ini. Mungkin kami akan menemukannya jika sudah membaca bukunya.

Untuk bimbingan orang tuanya, film ini berkategorikan PG-13, dimana terdapat aksi dan kekerasan intens, sedikit sensualitas dan element tematik. Namun, menurut kami, penonton di atas 15 tahun lah yang sudah dapat diperboleh menonton film ini.

Oh, dan satu kalimat penutup yang tepat adalah: Kami tak sabar menunggu "Insurgent".

Adegan Favorit : Adegan ketika Tris menyelesaikan tes terakhir menjadi Dauntless, dan berharap Four tidak melihat apa yang telah ia lakukan dalam ujiannya.

Kutipan Favorit : 
Four: You alright?
Beatrice 'Tris' Prior: You cut me.
Four: I meant to.
Beatrice 'Tris' Prior: You meant to?
Four: You think he's going to let you off without a scratch? You'd still be standing there if I hadn't hit you.
Beatrice 'Tris' Prior: So am I supposed to thank you?
Four: You're supposed to be smart. If I wanted to hurt you, I would've.

Rating : 8/10

Posting Komentar

0 Komentar