[J-Movie Review] Kuroshitsuji -Black Butler- (2014)

"Kuroshitsuji -Black Butler- (2014)" movie review by Wildan Hariz
Bagaimana rasanya menjual jiwamu pada iblis, tapi sang iblis malah mengabdikan diri menjadi pelayan untukmu? Itulah yang terjadi di “Kuroshitsuji”. Berawal dari serial manga yang ditulis Yana Toboso, cerita yang mengangkat kehidupan sesosok Iblis yang mengambil bentuk seorang butler bernama Sebastian Michaelis ini akhirnya mendapat kesempatan untuk dihadirkan dalam sebuah film live-action.

Ada banyak yang berbeda dalam adaptasi live-action Kuroshitsuji ini. Gue kebetulan sempet liat dulu trailer-nya sebelum nonton filmnya. Pertama, yang gue liat adalah, perbedaan gaya rambut Sebastian yang di manga agak runcing, kini terlihat lebih ikal bergelombang. Kedua, alih-alih laki-laki, ‘Ciel’ di film ini perempuan! Terakhir, sebuah adegan di trailer terlihat seperti bagian dari semacam film zombie. Apa-apaan ini!?


Setelah ditelusuri, ternyata hal-hal tadi tidak terlalu mengherankan. Betapa tidak, setting yang diambil adalah 130 tahun kemudian dari cerita di manga-nya. Jangan Tanya gue kenapa dalam rentan waktu itu Sebastian memutuskan untuk mengubah gaya rambutnya, meskipun masuk akal kalau dia bosan. Tentang ‘Ciel’ yang perempuan, telah resmi diumumkan sebelum tayangnya film ini bahwa itu sama sekali bukan Ciel, melainkan Shiori/Kiyoharu Genpo, keturunan Ciel. Lagi-lagi, jangan tanya gue dengan siapa Ciel akhirnya beranak-pinak. Bagaimana dengan adegan yang seperti di film zombie? Nanti bakalan gue jelasin di bawah sekalian kita bahas plotnya, oke? Read on.

Dari segi pemain, mereka bisa dibilang sukses menyampaikan cerita baru Kuroshitsuji ini. Hiro Mizushima sebagai Sebastian, yang pernah main di live-action “BECK”, dan Ayame Gouriki sebagai Genpo, yang pernah menjadi heroine di drama live-action “Mirai Nikki: Another World”, ini praktis bukan wajah-wajah baru. Kemampuan akting dan fanbase mereka yang cukup besar memang ampuh untuk menarik penonton, Ada pula Mizuki Yamamoto sebagai maid dan Yuka sebagai bibinya Genpo. Di pihak Genpo juga ada seorang pelayan tua yang cuma muncul sesekali dan ‘gitu doang’. Gabut? Tapi yah film ini nggak akan suskes dong kalau nggak ada orang ini sebagai karakter pendukung. ;)

Plotnya, kalau kalian juga sempet nonton trailernya, mungkin setuju kalau beberapa adegan di awalnya seperti permulaan zombie apocalypse a la “Biohazard” atau film sci-fi tentang penyebaran virus lainnya. Tapi aslinya nggak juga, kok. Sebenarnya ceritanya hanya menghadirkan porsi gelap yang lebih banyak dari sekedar slice of life di versi manga-nya. Tentunya tanpa perubahan drastis kayak zombie apocalypse tadi. Selain itu, perlu ditekankan bahwa ada fokus kasus tertentu yang diperkenalkan sejak awal. Jadi, ceritanya nggak ngelantur kemana-mana.

Masih dari segi plot, sayangnya di akhir cerita konflik pertarungan dengan villain yang terungkap masih terlampau klise: para protagonis akhirnya berhasil membuka kedok dalang dibalik kejahatan yang ada, dan pertarungan pun terjadi dengan bumbu yang berkesan “pihak protagonis dibuat terlihat terdesak pada suatu titik”. Kemudian… ah, kalian harus nonton sendiri. Mungkin kalian juga bakalan ngerasa nggak asing sama pola alur seperti itu.

Sisi baiknya, setelah konflik berlalu, diperlihatkan adegan yang menceritakan hubungan master dan butler yang cukup menarik. Tidak hanya mengenai posisi mereka sebagai master dan butler, tapi juga sebagai manusia dan iblis, dengan emphasis pada bagaimana Sebastian berusaha memahami makhluk yang bernama manusia. Entah fangirl pairing Seba-Ciel bakalan suka atau nggak sama adegan itu. Yang pasti, keadaannya nggak jauh beda sama Ryuk dan Light kalau kalian pernah nonton “Death Note”.

Oh ya. Pemandangan mansion elit milik Genpo baik di sekitar ataupun di dalamnya itu menarik, lho. Detail-nya luar biasa. Sampai-sampai kepiawaian Sebastian dalam menyajikan makanan juga diperlihatkan. Notabene dia pelayan berkelas gitu. Semua itu jadi poin plus yang membuat live-action ini tetep classy, setia sama versi originalnya walau bersetting di masa depan.

On a side note, yang ngikutin serial Kuroshitsuji baik dari manga atau animenya kemungkinan bakalan menikmati cerita baru yang ditawarkan di film ini, apalagi dengan tambahan sedikit perubahan pada karakter yang dilayani Sebastian, alih-alih Ciel yang biasanya. Gue denger sih Toboso-sensei juga menandatangani script filmnya. Jadi mungkin cerita masa depan ini memang sudah di-approve oleh beliau.

Yang belum pernah ngikutin serialnya, menurut gue masih bisa mengikuti film ini dengan asik, tanpa muncul pertanyaan di sana-sini mengenai backstory masing-masing karakter karena kurang-lebih sudah dijelaskan di film ini secara singkat, padat dan jelas. Hanya saja, excitement yang dirasakan mungkin sedikit lebih rendah daripada yang ngikutin. Yah, anggap aja kira-kira rating di bawah ini sepertinya akan berkurang 0,5 poin bagi mereka.

My favorite quote: “Kusogaki.” –Sebastian Michaelis kepada Shiroi Genpo

"Kusogaki" di sini terjemahkan sebagai "Dasar bocah". Menarik melihat sang butler mengatakan ini dengan berbisik, nge-troll masternya yang nggak nyadar.

My favorite scene: Scene pembuka film, saat si bos penjahat menertawai Sebastian yang mengeluarkan pisau makan untuk melawan anak buahnya. Taunya mereka malah kalah dengan hina. Di sini sangat terlihat betapa imbalance-nya kekuatan iblis yang dapat dengan mudahnya menumpas para penjahat itu seperti kecoak.

Rating: 7,5/10

[J-Movie Review] Kuroshitsuji -Black Butler- (2014) [J-Movie Review] Kuroshitsuji -Black Butler- (2014) Reviewed by Wildan Hariz on 17.40 Rating: 5

4 komentar:

  1. 'Sebastian mengubah gaya rambutnya'

    saya melayang membaca kata-kata itu.

    DVDnya, nanti malam baru sampai, thanks to kakak sepupu yang akhirnya mau membelikan \ ^m^ /

    Thanks reviewnya \ ^m^ /

    BalasHapus
    Balasan
    1. Atau gaya rambutnya berubah sendiri seiring waktu? Who knows. Hahahaha. Sama-sama, thanks udah baca ya. XD

      Hapus
  2. Saya baru nonton filmnya kemarin-kemarin, tapi nggak tahu kenapa rasanya kurang greget. Iya, bener. Ketebak alurnya~ Dan lalu, untuk saya yang ngikutin manga dan animenya, karakter-karakter yang udah saya cintai (?) di manganya nggak muncul di filmnya. Itu rasanya ngebuat kosong (?)

    Dan, Hiro Mizushima kurang ngebuat fangirling! Saya malah deg-degan ngeliat Ayame Gouriki! #eh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju nih. Sayang banget karakter lainnya nggak keluar. Padahal kan reaksi karakter lain juga yang sering ngundang tawa~ Saya sih degdegan liat maidnya, pengen bawa pulang jadinya :3 #plak

      Hapus

Halo, Sobat MovGeeks! Kalau kamu udah pernah atau pun belum menonton film ini, silakan sampaikan pendapatnya di kolom komentar, ya. Pergunakan bahasa yang sopan, tidak SARA atau mengandung pornografi. Dimohon juga untuk tidak meninggalkan link aktif, karena berpotensi SPAM.

Terima kasih ^__^)//

MovGeeks Team

Diberdayakan oleh Blogger.