Review Film CAPTAIN AMERICA: CIVIL WAR (2016)

CAPTAIN AMERICA: CIVIL WAR (2016) movire review by Glen Tripollo
Shit happened. A lot of it! Yeah, berhasil bikin gue nggak produktif dalam waktu yang cukup lama. Salah satu yang menghambat aktifitas gue adalah penyakit asam lambung yang ilang-timbul, ditambah gue sempet ngalamin beberapa masalah teknis seperti koneksi Internet and komputer yang bermasalah gara-gara udah tua umurnya. Walau gitu, kebetulan gue ada kesempatan buat nonton sama keluarga (di saat badan gue lagi berasa mendingan), dan rasanya sayang banget kalo sampe enggak gue tulis review-nya. Lagian nulis review begini ngga kayak nulis novel or cerpen yang baru bisa gue lakuin dengan nyaman lewat laptop kesayangan. Nah, langsung aja yuk, simak review film CAPTAIN AMERICA: CIVIL WAR (2016) ala gue berikut ini.

CAPTAIN AMERICA: CIVIL WAR (2016) mengambil tema kisah yang agak berbeda dibanding seri-seri pendahulunya. Kali ini nggak cuma berfokus pada Captain America dan musuhnya, tapi hampir seluruh anggota Avengers (lama dan baru) juga ikut terlibat. Ini nyaris kayak AVENGERS: AGE OF ULTRON (2015), kecuali soal konflik utama yang dihadapi lebih bersifat internal. Kekompakan antar sesama anggota Avengers diuji ketika dihadapkan situasi yang sulit. Awal mula konflik internal ini masih terkait dengan film-film Marvel Cinematic Universe sebelumnya, seperti kekacauan di New York yang melibatkan Loki dengan komplotan Chitauri di THE AVENGERS (2012), kekacauan di Washington saat pertempuran besar di CAPTAIN AMERICA: THE WINTER SOLDIER (2014), sampai kejadian paling fresh di Sokovia melawan Ultron di AVENGERS: AGE OF ULTRON (2015), itu semua kemudian ditambah dengan pertarungan pembuka CAPTAIN AMERICA: CIVIL WAR (2016) saat Rogers (Chris Evans), Sam (Anthony Mackie), Wanda (Elizabeth Olsen), dan Natasha (Scarlett Johansson) secara mandiri melakukan pencegahan pencurian senjata biologis oleh Crossbones/Brock Rumlow (Frank Grillo), ex-double agent SHIELD/Hydra, di Wakanda. Hasilnya, ternyata banyak penduduk lokal menjadi korban setelah Wanda secara tak sengaja mengalihkan bom yang hendak meledak di depan Captain America ke sebuah bangunan tak jauh di depan mereka. Kejadian ini membuat Raja T'Chaka, pemimpin Wakanda merasa harus melakukan sesuatu agar hal-hal demikian tidak terjadi lagi. Beliau mengusulkan sebuah aturan baru bahwa Avengers tidak boleh lagi bertindak secara mandiri, tapi diawasi oleh PBB dan baru boleh bertindak bila sudah mendapatkan izin dari badan perdamaian dunia tersebut. Usulan ini disetujui oleh 117 negara, dan pemerintah Amerika meminta Avengers untuk turut menyetujui petisi tersebut.



Setiap anggota Avengers ternyata memiliki pemikirannya masing-masing. Iron Man/Tony Stark (Robert Downey Jr.) dan War Machine/Rhodey (Don Cheadle) yang sudah lama pro pemerintah tentunya mendukung usulan tersebut, disusul Black Widow/Natasha Romanoff yang kali ini ikut mendukung pemikiran Tony. Beda halnya dengan Captain America/Steve Rogers, Falcon/Sam Wilson, dan Scarlet Witch/Wanda, mereka masih merasa bahwa regulasi semacam itu hanya akan menghambat kinerja dan membatasi ruang gerak Avengers dalam melakukan misi penyelamatan di berbagai daerah sehingga dikhawatirkan akan lebih sedikit manusia tak bersalah yang dapat diselamatkan.

Pertemuan untuk penandatanganan petisi pun diadakan, dihadiri oleh Raja T'Chaka yang akan menjadi pembicara. Sayangnya, tempat diadakannya acara penting tersebut (yang tidak dihadiri oleh Captain America, Falcon, dan Wanda) diledakan oleh orang yang mirip dengan Winter Soldier/Bucky Barnes (Sebastian Stan), sahabat karib Steve Rogers yang sempat dicuci otak oleh Hydra. Steve yakin bahwa Bucky yang sekarang tidak mungkin berbuat demikian, maka dia dan teman-teman yang mendukungnya (ditambah Ant-Man/Scott Lang (Paul Rudd) dan Hawkeye/Clint Barton (Jeremy Renner), berusaha melindungi Bucky dari kejaran Iron Man, War Machine, Black Widow, Vision (Paul Bethany), Black Panther/T'Challa (Chadwick Boseman), dan Spider-Man/Peter Parker (Tom Holland). Pertarungan sengit antar-anggota Avengers yang terbelah menjadi dua kubu pun dimulai. Siapakah yang akan menang? Siapa yang kalian dukung?



Nggak bisa dipungkiri kalo tahun 2016 dikatakan sebagai tahun bersejarah dan era kejayaan bagi perkembangan film superhero baik Marvel maupun DC, karena di tahun ini kedua perusahaan besar yang selalu bersaing tersebut menelurkan karya luar biasa. Sebut aja saat DC menunjukkan taringnya lewat film besar BATMAN V SUPERMAN: DAWN OF JUSTICE (2016) dan menjadi film yang sukses besar dipasaran bulan lalu. Kali ini Marvel pun tak mau kalah dengan tema yang nyaris serupa namun dengan melibatkan lebih banyak lagi superhero lewat CAPTAIN AMERICA: CIVIL WAR (2016) yang sebetulnya spotlight utama terletak pada pertarungan akibat perbedaan pendapat antara Captain America dan Iron Man. Gue ngga mungkin membandingkan kedua film superhero tersebut karena gue belum sempet nonton BATMAN V SUPERMAN: DAWN OF JUSTICE (2016) dan gue juga merasa kedua perusahaan tersebut sebenarnya memiliki ciri khas dan kekuatan masing-masing yang mana sebaiknya memang tidak usah dibanding-bandingkan.

Khusus untuk CAPTAIN AMERICA: CIVIL WAR (2016) yang sama sebagian fans bahkan didapuk sebagai The Real Avengers Movie, makin ramai hype-nya setelah berita soal Disney's Marvel yang berhasil bekerja sama dengan pihak Sony demi memboyong karakter Spider-Man ke MCU, diperankan oleh Tom Holland yang performanya sebetulnya masih bisa dikatakan "biasa saja". Ditandai juga dengan jumlah kritik dan dukungan yang relatif seimbang mengenai apakah Tom cocok memerankan Peter Parker remaja atau tidak. Tapi, gue ngga begitu memikirkan hal ini karena terlena dengan penampakan kostum Spider-man yang lebih asik di MCU, walaupun sebetulnya masih belum ada aktor yang bisa memerankan tokoh Peter Parker lebih baik daripada Tobey Maguire. Tapi, mari kesampingkan soal itu dan berfokus pada penilaian gue soal film ini lebih lanjut.


Action sequences yang mengagumkan
Sebagaimana film superhero, inti utamanya adalah pertarungan, makanya gue bahas lebih dulu sisi aksinya. Gue nggak tau apa ciri khas Russo Brothers dalam membawakan film itu banyak menggunakan sorotan kamera yang bergerak-gerak atau nggak, coz jujur, gue agak sedikit pusing ketika mengikuti adegan pertarungan gerakan cepat di film ini yang dilakuin di setting yang cukup luas. Tapi, dalam beberapa adegan pertarungan ruang sempit, sebut aja saat threesome battle Captain America and Winter Soldier vs Iron Man, berhasil menjadi adegan pertarungan paling greget karena koreografi yang apik dan warbyasah. Adegan pertarungan terbaik kedua bagi gue pribadi adalah adegan di tangga ketika Captain America berusaha meyakinkan Bucky dirinya berada di pihaknya, namun Bucky yang terlalu skeptis memilih untuk lari dan menghajar para polisi yang berusaha menghadangnya. Dua setengah jam film ini memang banyak dibumbui adegan pertarungan yang secara keseluruhan bisa dibilang tersaji dengan sangat keren.


Average plotline, but still enjoyable
Yang cukup sering gue denger dibicarain sama fans Marvel Comic, khususnya dalam hal kisah Civil War ini (kebetulan gue sendiri belom pernah baca), versi komik jauh lebih brutal dan memiliki plot yang panjang. Melibatkan lebih banyak lagi superhero dan bahkan ada yang berakhir tragis dengan kematian atau terpaksa mundur dari dunia persuperheroan. Versi MCU ini jauh berbeda, walau pemicu awalnya masih cukup mirip. Tentunya akan sangat sulit memboyong seluruh superhero dalam Civil War versi komik ke layar lebar karena biaya yang bakal sangat-sangat besar diperlukan, dan lagi akan sulit membagi screen antar karakternya dengan durasi dua setengah jam doang. Di sini pokok permasalahan masih diusahakan sama, dengan memanfaatkan kejadian-kejadian di film-film Marvel pendahulunya sebagai pemicu, terus kemudian dikerucutkan hingga mengarah pada masalah pribadi yang cukup wajar terjadi antara Iron Man dan Captain America (mengingat hubungan mereka sejak awal bertemu di AVENGERS (2012) memang kurang baik). Ngga bisa gue pungkiri, alur dan pengembangan ide dalam versi MCU ini lebih logis dan pas buat diangkat ke layar lebar, walau gitu gue pribadi masih merasa judul CIVIL WAR itu terlalu grande untuk dijadikan judul film ini, karena kurang berasa massive impact-nya secara keseluruhan. Alih-alih Civil War, gue lebih nangkep ini kisah tentang ujian kuatnya ikatan persahabatan antara dua tokoh ketika datang orang ketiga yang statusnya abu-abu. It's all about friendship.

CAPTAIN AMERICA: CIVIL WAR (2016) mungkin memang masih punya beberapa kekurangan, terutama bagian konklusi yang sebetulnya belum nunjukin secara gamblang konklusi dari apa yang sejak awal jadi alasan superhero berseteru di sini. Masalahnya berubah di tengah-tengah dan akhirnya menjadi konflik pribadi ketimbang CIVIL WAR. Nasib petisi yang diperjuangkan King T'Chaka pun masih tanda tanya. Ada yang bilang ini the best Marvel movie sepanjang perkembangan MCU. Gue nggak setuju, karena yang the best bagi gue masih dipegang sama GUARDIANS OF THE GALAXY (2014), diikutin CAPTAIN AMERICA: THE WINTER SOLDIER (2014). Tapi gue setuju kalo film ini BAKAL JADI film paling berpengaruh terhadap perkembangan MCU ke depannya, bagaimana nasib karakter-karakternya ke depan, dan menjadi sarana yang pas buat memperkenalkan superhero baru yang bakal bergabung ke dalam Avengers. Jadi barangsiapa yang selama ini selalu ngikutin perkembangan MCU, film ini haram hukumnya untuk dilewatkan.

Less comedy than prequel
Kelebihan MCU dibandingin sama film superhero produk DC juga ada pada tone yang light dan sisipan komedi yang cukup fresh. That's why kebanyakan disukain sama anak-anak hingga dewasa (tontonan keluarga) karena berasa lebih ringan sekalipun konflik di baliknya rumit. Nah, kelebihan tersebut berasa agak hilang di film ini karena suasana tegang antar karakter yang cukup intens membuat adegan-adegan komedi sedikit banget ditampilkan di sini. Kebanyakan komedi malah bukan disebabkan sama Iron Man (yang terkenal ngocol), melainkan karakter-karakter pendukungnya seperti Ant-Man dan Spider-Man. Terus gue kepikiran semut yang lagi stand up comedy di depan laba-laba. #lupakan.

Kesimpulannya, CAPTAIN AMERICA: CIVIL WAR (2016) ini adalah film yang menurut gue sangat-sangat menghibur dan cocok banget buat dijadikan tontonan bareng keluarga. Cerita dan isinya aman bagi anak-anak, hampir semua superhero berkumpul di sini, pastinya bikin mereka excited banget. Efek-efeknya keren dengan balutan aksi yang diatur dengan sangat apik nan kreatif. This is obviously an epic movie.

Most Awkward Moment:
Adegan ketika Tony Stark baca surat dari Steve Rogers, berasa kayak Cinta lagi baca surat cinta dari Rangga. Sungguh romantis. :))

NB: Kostum Captain America di sini bisa dibilang paling keren dibanding sebelum-sebelumnya. Dan what the hell with Falcon's battle style. That was just awesome!

Score: 8,8/10

Review Film CAPTAIN AMERICA: CIVIL WAR (2016) Review Film CAPTAIN AMERICA: CIVIL WAR (2016) Reviewed by Glen Tripollo on 21.56 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Halo, Sobat MovGeeks! Kalau kamu udah pernah atau pun belum menonton film ini, silakan sampaikan pendapatnya di kolom komentar, ya. Pergunakan bahasa yang sopan, tidak SARA atau mengandung pornografi. Dimohon juga untuk tidak meninggalkan link aktif, karena berpotensi SPAM.

Terima kasih ^__^)//

MovGeeks Team

Diberdayakan oleh Blogger.