header ads

Review Film SNITCH (2013)

Snitch (2013) movie review by Glen Tripollo
Gue nonton film ini karena dua alasan. Pertama, pemainnya Dwayne Johnson, which is my favorite actor, dan ada juga Jon Bernthal, mungkin debut film layar lebar pertamanya setelah main di TV series "The Walking Dead". Mereka dipadukan dalam satu film, dan gue penasaran mengenai ceritanya.

Sebelum nonton, gue juga sempet sih ngebaca beberapa review yang berseliweran di dunia maya yang mengatakan kalo film ini nggak bagus. Tapi gue percaya, bagus tidaknya sebuah film itu bergantung pribadi masing-masing. Kadang-kadang para reviewer (termasuk gue sendiri) bisa dengan mudahnya bilang jelek pada sutau film hanya karena nggak sesuai selera, jadi ya jangan terlalu yakin sama penilaian seseorang sebelum menontonnya sendiri. Seenggaknya lewat review, kita udah dapat warning akan hal-hal yang bisa jadi merupakan hal yang buruk atau bagus, jadi nggak perlu lagi berekspektasi berlebihan.

SNITCH (2013) menggunakan label yang berbahaya, yakni, "inspired by true events". Inspired means terinspirasi, menjadikan isi cerita film ini gak mesti bener-bener mirip sama kejadian aslinya, pasti ada elemen-elemen tambahan untuk menjadikan film ini lebih menarik untuk ditonton.

Film ini menceritakan tentang seorang pengusaha bernama John Matthews. Dia punya anak cowok remaja bernama Jason Collins (pakai nama Collins karena John udah cerai sama istri pertamanya) yang dijebak sama temannya seorang pengedar narkoba jenis ecstacy. Paket terlarang sengaja dikirim ke alamat rumah Jason disertai pelacak. Begitu paket dibuka, sekejap pasukan khusus DEA nyergap Jason dan ngebawa doi ke penjara.

Berbekal keyakinan kalau anaknya adalah anak baik-baik yang nggak mungkin melakukan pekerjaan kotor seperti itu, John Matthew bersikeras meminta tolong pengacara untuk membebaskan anaknya. Well, bisa, tapi dengan syarat, bila John mampu menangkap gembong narkoba yang sesungguhnya dengan barang bukti harus seberat minimal 500g (kalo nggak salah inget) untuk meringankan tuduhan terhadap Jason. Dengan berbekal kenekatan dan meminta bantuan dari seorang karyawan bernama Daniel James yang dulunya mantan narapidana untuk kasus serupa, John menyamar menjadi seorang kurir pengangkut narkoba demi menjebak pelaku sesungguhnya.


Tanpa disadari oleh John, ternyata misinya berubah rumit dan tenggelam terlalu dalam hingga nggak ada kesempatan untuk mundur selain terus maju dan sekalian menangkap sang big boss. Pengacara John meyakinkan John agar tetap pada misinya tersebut dengan harapan bahwa anaknya bisa langsung bebas apabila dia berhasil menyelesaikannya.

Secara keseluruhan film ini bisa dikategorikan ke dalam drama, karena di sini terlihat jelas bagaimana seorang ayah yang sebetulnya biasa-biasa saja berusaha keras keluar dari zona amannya dan menghadapi dunia hitam demi mencari bukti yang bisa membebaskan anaknya dari dalam penjara. Penonton nggak bakal disuguhin sama "The Rock" yang biasanya, di sini beliau lebih banyak berakting ketimbang berantem. Gue sendiri sampe kaget kalo beliau bisa juga mendalami seorang karakter secara emosional dan ekspresif. Jempol untuk pembuktian diri kalau beliau juga bisa bermain watak. Berantemnya pun nggak epik, sangat normal dan manusiawi. Tapi intrik dalam film ini yang membuat segalanya menarik. Penonton bisa ikut merasakan betapa desperate-nya berada dalam posisi John Matthews. Dia bisa mati kapan saja bila ketahuan di tengah-tengah misinya.

Mungkin satu-satunya hal yang mengecewakan penonton adalah bahwa trailer yang disajikan untuk promosi film sangat jauh dengan apa yang akan mereka dapatkan di dalam film. Trailer-nya banyak menampilkan adegan aksi, mobil meledak, dan kecelakaan jalan raya, padahal itu hanyalah seprintil bagian kecil sebagai pemanis saja di dalam film. Kasarnya, dalam trailer seolah menjanjikan bahwa "Snitch" adalah film dengan 50% action, nyatanya hanya 30% saja, sisanya adalah teka-teki, penyelidikan, analisa, dan drama keluarga. Tapi kan ini bukan masalah besar, di mana-mana trailer dibuat semenarik mungkin untuk memancing calon penonton agar mau menonton filmnya.

Namun, apakah film ini jelek? Penyuka drama, khususnya drama dengan cerita background agak berat pasti suka sama konflik yang dibangun dalam film ini. Ada dua hal utama yang dibahas di sini, yaitu drama ayah dan anak, serta drama di balik hukum mengenai kasus tersebut yang ternyata di negaranya sendiri masih menjadi perbincangan mengenai kebenarannya.

Gue sendiri melewati 112 menit menonton film ini tanpa rasa bosan sedikitpun. It's enjoyable dan cocok untuk menjadi tontonan keluarga karena menyiratkan banyak sekali pesan moral yang positif. So, kalo belom nonton, kenapa nggak nyewa DVD-nya dan tonton rame-rame di saat senggang.

Score: 7,6/10

Posting Komentar

0 Komentar