header ads

[J-Movie Review] Appleseed Alpha (2014)

Appleseed Alpha adalah sebuah computer-animated film bergenre fiksi ilmiah militer dan cyberpunk. Perlu diingat bahwa Appleseed Alpha adalah film spinoff yang menjadi semacam prekuel serial Appleseed (ini menjelaskan mengapa ada 'alpha' di judulnya). Dan ini sepertinya bukan satu-satunya bagian cerita serial Appleseed yang diangkat ke layar lebar.

Karena gue pribadi nggak terlalu familier dengan serial Appleseed, gue udah siap-siap 'roaming' dengan jalan ceritanya. Tapi setelah ditonton, gue nggak ngerasa terlalu terganggu tuh dengan kemungkinan plothole yang ada. Intinya, ini film masih enak dinikmati walaupun kalian nggak ngikutin serial Appleseed.

Menceritakan tentang kehidupan masa lalu Deunan Knute dan Briareos di abad 22, Appleseed Alpha mengajak kita untuk melihat situasi reruntuhan New York di masa depan. Deunan dan Briareos dipekerjakan oleh Two Horns yang merupakan penguasa kota reruntuhan itu untuk menghancurkan mesin-mesin bipedal - yang gue nggak begitu tahu gimana ceritanya mesin-mesin itu bisa ada di sana. Yang menjadi pengisi suara mereka antara lain adalah Luci Christian (Deunan Knute), David Matranga (Briareos) dan Wendel Calvert (Two Horns).

Dalam salah satu pertarungan melawan para mesin bipedal, Deunan dan Briareos bertemu dengan dua pelarian yang bernama Iris (yang suaranya diisi oleh Brina Palencia) dan Olson. Mereka kemudian bergabung untuk menjalankan sebuah misi tertentu yang diemban oleh Iris dan Olson. Misinya adalah mencegah cyborg kejam bernama Talos agar tidak mengambil senjata rahasia berukuran raksasa yang dibuat oleh umat manusia. Demi melaksanakan misi tersebut, pertarungan pun tak dapat dielakkan.

Oke. Pertama-tama, mari kita bahas tentang karakter. Deunan mungkin adalah salah satu karakter paling menarik untuk dibahas. Kenapa? Karakter Deunan ini digambarkan sebagai gadis yang tak kenal rasa takut alias fearless, mengingat cuma dia yang kelihatan masih murni manusia sementara di sekitarnya hampir semua cyborg. Perkembangan emosional sebagai manusia pun dapat dipercaya dan tidak terkesan dibuat-buat. Apalagi, peran Briareos (biasa dipanggil "Bri") juga menguatkan kepribadian manusia Deunan. Kalau diperhatikan, senyuman Deunan ini kelihatan aneh. Awalnya gue pikir hanya dia karakter yang punya senyum seperti itu, ternyata ada juga satu orang lagi yang mempunyai senyum yang serupa. Berarti, ada kemungkinan ini memang murni gaya CG artist-nya yang nge-set senyuman untuk karakter manusia.

Dukungan voice acting yang mumpuni bisa menguatkan karakter-karakter film ini. Gue paling suka suara tenang dan kesan kejam sekaligus janggal dari nada bicara sang villain, Talos. Karena sepanjang film Talos lebih banyak memakai helm, tentu jarang kelihatan bagaimana raut mukanya. Tapi pengisi suaranya membuat villain yang satu ini tetap terdengar seram.

Sudut pandang pengambilan gambar di film ini juga kece. Ini bisa ngasih penekanan lebih ke adegan yang disorotnya. Dari mulai adegan tawa si Two Horns, wajah seram Talos dan sniping moment Bri, yang gue hitung mungkin ada sekitar empat kali dia disorot lagi berpose a la sniper pro gitu. Awalnya gue kira dia tipe petarung brute force mengingat ukuran badannya yang besar, namun ternyata senjata utamanya adalah sebuah senapan. Di samping itu, pemandangan kehancuran yang ada di film ini pun luar biasa. Dari mulai kehancuran lingkungan dengan ledakan, serta hancurnya cyborg saat pertarungan. Ada beberapa efek slo-mo yang ditambahkan di adegan pertarungan agar lebih cantik. Belum lagi terlibatnya beberapa mesin canggih di dalamnya.

Gue setuju sama temen gue yang bilang kalau sound yang digunakan dalam film ini kurang gereget. Ini berlaku baik itu yang dipake buat BGM maupun buat SFX-nya. Ya, kedengeran stagnan dan agak sepi aja gitu, meskipun gue liat pas credits bergulir ada Skrillex yang ikutan ngisi soundtrack-nya. Praktis ini bikin adegan pertarungan yang sudah intense kurang terdukung sama BGM-nya. Tapi yah, poin plusnya dari hal itu adalah adegan-adegannya jadi berkesan serius, lebih jelas tertangkap oleh penonton karena tidak tertutup oleh volume BGM yang terlalu keras. Kadang-kadang BGM yang berlebihan bisa bikin adegannya jadi cheeky, kan? ;]

Terakhir, dari pencahayaan. Terang dan gelap di sini secara mengejutkan menghasilkan efek 'wah' pada adegan-adegan close-up. Hal ini paling terlihat contohnya adalah ketika wajah kotor karakter, terutama Deunan, yang keliatan jelas dan detail sekali.

Favorite quotes
Ada dua kutipan keren di sini. Menariknya, kutipan yang sama diucapkan oleh karakter yang berbeda. Selain hal-hal yang sudah gue paparkan di atas, dialog merupakan salah satu unsur yang penting dan menjadi 'kekuatan' di film ini.

"Hope? What a concept." –Nyx, Deunan
"Do I look like someone who joke?" –Briareos, Two Horns

Favorite scenes
Sniping moment Bri dan adegan pertarungan terakhir

Rating: 8.7/10

Posting Komentar

0 Komentar