header ads

Review Film KETIKA CINTA BERTASBIH 2 (2009)

Jika diibaratkan, film ini adalah penawar dari prekuelnya. Meskipun masih memiliki kekurangan yang ada di “Ketika Cinta Bertasbih”, yakni akting para pemeran utamanya yang masih ‘mengusik’, namun ada beberapa hal yang membuat sekuel yang satu ini memasuki kategori ‘lumayan’. Karena kali ini satu kekurangan yang ada di film sebelumnya, yaitu cliffhanger yang ‘curam’ itu tidak ada. Ending-nya ditampilkan dengan cukup baik dan pas.

Selain itu, tujuan plot sudah diungkap jelas di sini. Azzam, sang pemeran utama pria, sudah dipertemukan dan diarahkan menuju Anna, sang peran utama wanita. Satu per satu hal yang kurang penting yang tadinya ada kini mulai berkurang. Kisah cinta dan kerasnya kehidupan yang memang menjadi inti utama ceritanya mulai bergulir manis di sekuelnya ini.

Konflik utama, yang sudah dijumpai sedikit di prekuelnya, diceritakan dengan alur yang tepat hingga memuncak menuju klimaksnya di sini. Bobot film ini jadi lebih berisi daripada sebelumnya, berbeda dengan film pertama yang lebih mirip pengenalan para pemain.

Kehadiran Deddy Mizwar dan perannya yang cukup mayor juga mendukung membaiknya film ini.

Di sekuelnya ini, pencerita khas novelnya baru terasa.
Sekadar opini kami, film ini nampaknya jauh lebih baik jika dijadikan satu. Buang bagian kurang penting yang sebagian besar dimunculkan di prekuelnya dan ulas plot inti menuju tujuan  sejak awal.  Barangkali dengan begitu, film ini dapat menjadi lebih kuat lagi.

Bagaimanapun, tidak seperti prekuelnya, kami tidak  lagi menyesal menonton film bertema religius ini—walau awalnya agak malas.

Oh, ya, film kedua ini, mungkin karena sudah lebih mirip penceritaan novelnya, kami merasa kategori bimbingan orang tuanya dapat dinaikkan menjadi dewasa.

Score: 6,5/10

Posting Komentar

0 Komentar