header ads

Review Film TEENAGE MUTANT NINJA TURTLES (2014)

Teenage Mutant Ninja Turtles (2014) movie review by Glen Tripollo
COWABUNGA! Pasti kalian semua tahu banget itu teriakan khas siapa. Yep, cuma Ninja Turtles yang meneriakkan kata tersebut setiap kali sedang bersemangat tinggi dalam menumbangkan lawan-lawan mereka dan juga di saat tengah merayakan kemenangan. Walau gue sempet ngerasa ada yang terlupa sama remake-nya di tahun 2014 ini, gue terpaksa senyum puas juga pas akhirnya kata tersebut keluar persis di adegan terakhir saat battle epic di atas gedung melawan Shredder terjadi.

"Teenage Mutant Ninja Turtles (2014)" sebenernya udah lama banget gue tonton, sekitar dua atau tiga hari setelah film ini rilis di bioskop, tapi karena nggak nemu waktu pas buat nulis review, akhirnya baru kesampaian sekarang. Alasan gue kenapa nonton film ini simpel. Gue suka Ninja Turtles (terutama Donatello), gue suka karya-karya Michael Bay, gue suka trailer-nya, dan MEGAN FOX CANTIK BANGET SAMPE BIKIN GUE MIMISAN!!! Baiklah, jadi bisa disimpulkan kalo alasan terbesar gue nonton film ini (awalnya) karena gue udah terjerat bisikan setan untuk meng-fanboy-i mbak Megan Fox.

Tapi, Guys, nonton film ini ternyata nggak cuma tentang menikmati panasnya Megan Fox, tapi juga hal-hal lain yang bikin gue tercengang dibuatnya. Memang sih sebelum nonton film ini, gue sempet baca beberapa review mancanegara yang menyatakan kalau film ini mengecewakan, but, gue tau kalo kebanyakan reviewers luar negeri selalu menulis review dengan lebay, nyari-nyari kesalahan sepele dan dibesar-besarkan, kemudian menjejalkan skor seenak jidat mereka. Makanya, gue baru bakal nge-judge segala hal mengenai film ini setelah nonton dengan mata kepala sendiri. Hasilnya? Nih, gue bahas beberapa poin yang menurut gue perlu dijadikan pertimbangan untuk mengatakan bahwa film remake ini keren banget.


New Style, New Looks
Baik versi kartun maupun versi movie classic-nya, Ninja Turtles digambarkan sebagai empat kura-kura dengan postur tubuh sama, muka sama, dan style sama. Yang ngebedain cuma senjata dan warna penutup mata mereka aja. Which is, gaya jadul yang itu bakal ketinggalan jaman kalau diterapkan di masa kini. Nah, cara Michael Bay bersama timnya membangkitkan kembali image keren Ninja Turtles--menjadi lebih kekinian dan lebih matang--menurut gue sangat berhasil.

New looks, setiap kura-kura sekarang memiliki postur tubuh yang beragam sesuai dengan karakteristik masing-masing. Raphael yang dibuat jadi berpostur tinggi besar bermuka jutek, bener-bener mewakili sifatnya yang selalu kesal sama sifat kepemimpinan Leonardo dan juga berangasan dalam bertarung. Leonardo pun hanya lewat posturnya saja, langsung mampu memancarkan wibawa, sehingga inilah dia, penonton langsung digiring pada kesimpulan bahwa dialah sang leader. Michaelangelo yang bawel, suka ngelawak, bermain skateboard terlihat sangat pas dengan postur pendek kekarnya. Donatello? Well, gue ternganga nggak percaya karena kesan nerdy yang dilekatkan pada Donatello berhasil menjadi penguat karakternya yang pendiam, panikan, tapi juga cerdas dalam segala hal.

Lebih keren lagi karena masing-masing mereka mendapatkan new style yang berbeda satu sama lain. Baik dari gaya penutup mata, maupun atribut-atribut lainnya yang mereka pakai. Donatello memakai tas yang merupakan komputer, secara ide ini bagus, tapi somehow agak kurang efektif kalau berantem sambil bawa-bawa perangkat pecah belah begitu. But, that's just okay, karena pertama, film ini dibuat dengan target penonton semua umur, kedua karena tokoh-tokoh film ini pada dasarnya komikal, jadi menyisipkan hal absurd dalam kadar (yang menurut gue masih wajar) nggak jadi masalah sama sekali. Malah keren kalo disimak dengan pikiran terbuka. Satu kata untuk bagian new style new looks ini, KREATIF!

Tak Ada Kesan Jagoan yang Bego di Awal
Yes! Tipikal film aksi yang mainstream (termasuk juga di dalamnya film superhero) biasanya selalu menampilkan sosok jagoan yang kalah dulu di awal cerita, kemudian bangkit karena suatu hal dan akhirnya menang. Kadang untuk mengolah perkembangan karakter semacam ini, terkesan garing dan kelihatan sekali sengaja dibego-begoinnya. Terlihat dengan mis-logika yang bertebaran di sepanjang adegan. Tapi, "Teenage Mutant Ninja Turtles" sama sekali nggak ngasih image jagoan harus kalah (dengan begonya) di awal cerita. Setiap karakter kura-kura dan guru Splinter sudah jelas banget digambarkan lewat sejarah mereka, batas kemampuan mereka, dan sebagainya sehingga pas ada adegan bertarung semuanya terasa masuk akal. Kekalahan yang terjadi pun nggak terkesan karena jagoannya bego melainkan karena di sanalah batasan mereka, mereka butuh hal baru untuk menembus batas. Perkembangan karakternya bagus dan sangat masuk akal. Nggak terlalu buru-buru, trigger-nya pas, dan eksekusinya mantap.

Komedi yang luar biasa hebohnya
Bukan "Teenage Mutant Ninja Turtles" namanya kalau nggak ada sama sekali unsur komedinya. Di antara empat kura-kura, sudah tentu Michaelangelo adalah biangnya kelucuan. Gue kaget betapa film ini punya script yang rapi dengan lawakan-lawakan cerdas yang fresh khas para kura-kura ninja. Rentetan adegan demi adegan dibarengi dengan sahut-sahutan antar karakter yang sering bertingkah konyol sangat menggugah selera nonton. Film ini tergolong cukup panjang, namun sama sekali tidak menimbulkan rasa bosan saat menikmatinya. Urusan komedi, film ini sangat menjanjikan. Kayaknya sepanjang film nyaris dibikin ketawa terus sih. Banyak hal nggak terduga di sini. Berikut ini cuplikan adegan paling berhasil bikin gue ngakak dan excited di saat yang bersamaan:



Salah satu reviewer luar negeri ada yang menuliskan kalau permainan musik para Turtles di dalam elevator itu sama sekali nggak cocok sama image Ninja Turtles, sedangkan gue sangat menikmatinya. Jadi, bisa dibilang penilaian bagian ini sangat subjektif sifatnya. Tapi, beneran, komedinya sukses banget kok.

Konflik yang dibangun dalam film ini sangat sederhana, tapi disajikan dengan matang dan baik. Sehingga kekurangan dalam hal ini sangat tertutupi oleh keseruan demi keseruan yang terjadi di setiap adegannya. Megan Fox juga cocok banget memerankan April O'Neill yang nekad dan penuh rasa ingin tahu. So, untuk kedalaman isi cerita, sebenernya sangat mainstream, tapi tetep berasa fresh.

Walaupun film ini bukan di-direct langsung sama Michael Bay, tapi beberapa adegan masih terasa banget gaya "Transformers"-nya. Bukan hal yang buruk kok, justru bernilai positif karena artinya adegan aksi para Turtles ini penuh dengan warna dan kejadian yang menantang. Bukan sekedar bag big bug cepet yang begitu doang.

For the last, dari segi sinematografi nggak perlu dikhawatirkan lagi, well made! Pokoknya kalo kamu punya keluarga, film ini super duper cocok banget dinikmati sama semuanya. Film yang tergolong aman bagi segala jenis penonton, namun tetep butuh bimbingan orang tua agar anak-anak nggak salah paham sama aksi Turtles. Oh ya, ada adegan mini pas credit akhir berjalan. Ada Raphael bareng Leonardo yang bertingkah lucu saat berkamuflase menghindari pandangan manusia terhadap mereka.

My most favorite scene:
Ketika Master Splinter menceritakan masa lalu para Turtles sejak kecil dan bagaimana mereka bisa menjadi seperti sekarang. Ngeliat penggambaran Turtles ketika bocah, bener-bener ngajak ribut. Langsung ngakak gue ngeliatnya.

Score: 8,9/10

Posting Komentar

0 Komentar