header ads

Review Film MORTDECAI (2015)

"Mortdecai (2015)" movie review by Glen Tripollo
Johnny Depp kembali beraksi di layar lebar membawakan karakter yang absurd bin gokil, Mortdecai. Seperti kebanyakan filmnya yang lain, kualitas akting dan permainan wataknya emang luar biasa. Peran Mortdecai dibawakan dengan luwes seolah-olah itu memang kepribadiannya yang asli. Jelas yah jadinya kalo keberadaan Johnny Depp di sini bener-bener bikin film komedi yang satu ini naik beberapa level dan lebih berkelas. Tapi, apakah itu berarti keseluruhan film ini luar biasa? Well, nanti dulu. Yuk, baca review film Mortdecai (2015) ini lebih lanjut.

"Mortdecai (2015)" menceritakan tentang seorang keturunan bangsawan yang lagi mengalami krisis ekonomi, Lord Charlie Mortdecai namanya. Dia elegan, mengerti hal-hal yang berhubungan dengan seni dan sejarah yang meliputinya, tapi di satu sisi orangnya entah terlalu naif atau bego (beda-beda tipis sih yah) jadinya rada bikin gregetan. Sebenernya berasa liat "Johnny English" yang ditambahin peranan asisten pribadi yang serba guna di sisinya dan bumbu konflik keluarga yang sederhana karena berawal cuma dari sebuah kumis. Yes, istri Mortdecai nggak suka suaminya itu berkumis, sedangkan Mortdecai sendiri merasa kalo kumis bisa menambah wibawa dan lagian dia terinspirasi sama para pendahulunya yang selalu punya kumis. Nah, Mortdecai ternyata terkenal suka berbisnis benda-benda seni secara ilegal. Semua itu juga berkat bantuan teman tapi musuh yang bekerja sebagai agen MI6. Agen ini terlena sama istri Mortdecai, jadi gampang banget dibujuk (kebetulan juga satu tempat kuliah dulunya sama Mortdecai dan isterinya). Hehe. Entahlah, intinya semua tokoh di sini bego kecuali istri si Mortdecai.

Sampai suatu ketika, sebuah lukisan terkenal yang desas-desusnya menyembunyikan nomor rekening bank milik Nazi di bagian belakang kanvasnya menjadi sumber masalah yang melibatkan Mortdecai dan orang-orang di sekitarnya. Lukisan itu hilang dan banyak pihak yang mencari-carinya demi kepentingan pribadi, termasuk juga orang Rusia dan komplotannya. Nah, terus Mortdecai berperan sebagai apa yak di tengah-tengah polemik yang sedang terjadi? Mending tonton sendiri biar asik.



About the plot
Film ini tergolong film misteri karena sepanjang cerita penonton disuguhkan sama teka-teki soal hilangnya lukisan secara misterius. Mortdecai mendapatkan undangan khusus (lebih ke arah dimanfaatkan) sama temennya yang agen MI6, buat bantu mereka melacak kemungkinan lukisan tersebut berada, dengan imingan duit. Mortdecai yang lagi mengalami krisis tentu aja ngga bisa nolak, betapa pun sebelnya dia sama temennya itu yang suka banget ngegodain isterinya.


Sepanjang petualangan, Mortdecai mengalami banyak hal yang membahayakan dirinya, tapi berkat adanya Jock, seorang bodyguard serbaguna (yang lebih tepat disebut sebagai objek penderita) membuat Mortdecai selalu beruntung selamat dari berbagai bahaya. Intinya, tingkah laku Mortdecai ini selalu bikin penonton gregetan. But, overall, plot yang dibangun di sini asik. Twist-nya (not the best twist) but still worth it, dan agak bikin tercengang juga. Mungkin kekurangan film ini cuma banyak banget penambahan unsur erotis di dalamnya, percakapan mesum, innuendo, dan bahkan adegan menggelikan seperti pegang payudara dan lain-lain. Intinya adegan yang bakal bikin jomblo ngenes bunuh diri, dan agak bokep sih sebenernya.



About the cinematography
Khusus sinematografi yang dipakai oleh film ini, sebenernya biasa aja. Ngga ada kesan wah and mewah. Malah dalam beberapa sudut pandang adegan, pengambilan gambarnya masih setara dengan film-film Hollywood kualitas B yang biasa direkam langsung ke DVD. Tapi, penggambaran suasananya bikin gue ngerasa kayak nonton film "The Adventure of Tintin" versi live action. Kecuali dari segi kedodolan Mortdecai dan komedi lebay yang malah bikin pikiran gue mengarah ke "Charlie Chaplin".

Mungkin Mortdecai merupakan cara Johnny Depp menunjukkan kemampuannya bermain watak ke level yang lebih tinggi lagi. Tapi, bukan berarti film ini jadi luar biasa di mata gue. Pace-nya agak melambat secara signifikan di pertengahan cerita hingga menjelang ending. Bikin gue lumayan ngantuk waktu nonton ini di bioskop. Klimaksnya pun udah bergaya khas kekonyolan-kekonyolan drama keluarga, sayangnya film ini bukan film keluarga berhubung terlalu banyak mengumbar hal-hal yang kurang senonoh. Please, jauhi anak-anak di bawah umur dari menonton film ini karena efek secara psikologis bakal sangat tidak menyenangkan.

Score: 6,5/10

Posting Komentar

0 Komentar