Ngomongin soal Tony Jaa, siapa sih yang nggak kenal sama sosok aktor laga yang satu ini? Gue sendiri baru tahu soal dirinya waktu nonton film "Tom Yum Goong" pertama, yang mana aksinya di sana bikin gue bener-bener tercengang. Kalo nggak salah itu film gue tonton waktu gue masih SMA, sekitar berjuta tahun yang lalu lah. :D
Konflik yang diangkat di film pertamanya bisa dibilang sangat sederhana dan lebih fokus pada adegan aksi yang keras banget. Penuh suara tulang patah, kaca pecah, dan orang yang mental-mental dengan mudahnya. Gue sempet mikir, sequel seperti apa yang bakal digarap kemudian? Gue berharap banget kelanjutannya bakal punya inti cerita yang lebih dalem lagi dan nggak asal bag big bug aja. Tapi, Guys, sayangnya kali ini gue salah untuk suatu hal yang negatif.
Inti ceritanya masih sama aja kayak yang pertama, yaitu penyelamatan gajah kesayangan. Oke, di awal cerita, sutradara dan penulis cerita cukup kreatif membuat foreshadow untuk adegan menjelang ending, yang menggambarkan Kham (Tony Jaa) seolah jadi jahat karena akan membunuh siapa-pun-itu-bapak-bapak dan berhasil bikin gue nganga karena nggak percaya sama apa yang gue liat. Selanjutnya, opening credit pun muncul dan cerita flashback ke kampung halaman Kham yang lagi sibuk ngelatih beladiri anak-anak desa.
Serius, sampai sana gue ngerasa bakalan ada yang beda, ternyata kisah kembali di-leading ke arah rencana penculikan gajah kesayangannya. Kayaknya kalo gue jadi Kham sedih banget deh, punya gajah cuma satu, udah gitu kenapa mesti gajah gue sih yang selalu diincer mafia? Padahal banyak gajah lain yang lebih gede (kali).
Karena inti cerita sama aja, so langsung gue lompatin aja ke bagian action. Yap, di mana ada film dengan inti cerita sederhana dan klise, biasanya akan tertolong dengan adegan aksi yang bikin nahan napas. Sayangnya, oh sayangnya, lagi-lagi gue mesti kecewa. Adegan berantem di sini jauh banget kesannya dari film pertama. Kalau dulu, Tony Jaa bisa berantem terkesan tanpa koreografi, kali ini sepertinya pengaturan-pengaturan itu kentara sekali. Sampe-sampe gue jengah liatnya. Apalagi Tony Jaa yang terkenal dengan gerakan cepat dan kuat memanfaatkan kekuatan siku dan lutut, di sini jarang banget digunain. Boro-boro juga suara tulang patah, suara bag big bug biasa aja udah berasa banget editannya.
Satu hal yang bikin gue makin menganga kecewa nonton film ini adalah LAGI-LAGI ada adegan dia berantem sama geng motor. Bedanya kalo dulu berantem di bawah, kali ini berantem di atas bangunan, lompat sana lompat sini sampe nyangkut di tali jemuran and kabel listrik. Oke, somehow ada efek yang terlalu lebay di sini.
Penonton di dunia maya pada heboh ngomongin kalo di film ini ada RZA. Jujur, gue kagak gaul dan nggak kenal siapa itu RZA, yang gue tahu dia adalah pemeran antagonis di sini. Dan ... aktingnya jelek banget. A BIG MEH for this man! Pengen terlihat badass, tapi malah terkesan cemen. And what the fuck dengan adegan pertarungan antara cewek vs cowok di awal cerita itu, si cewek (No. 20) memakai kostum yang terkesan kayak badan telanjang dikasih plester merah di bagian-bagian vital. Fanservice bolehlah, tapi elegan dikit napah? :D Gue malah jijik liatnya.
Tapi, Guys, semua itu belum ada apa-apanya dibandingkan super jeleknya efek CGI yang dipakai dalam adegan final battle-nya. Apa-apaan itu bikin ruangan kebakaran pakai efek 3D!!! BERASA LAGI MAIN LENONG dengan animasi api berkobar-kobar sebagai latar panggung. Ngerusak mata. Sialan kau, Prachya Pinkaew (sutradaranya). Intinya, film ini bisa jadi bagus banget seandainya Tony Jaa tetep menjalankan gerakan beladirinya yang biasa, yang brutal, cepat, dan keras. Sayang banget, padahal udah punya partner cewek jago berantem (Jeeja Yanin), tapi dianya sendiri malah jadi menurun. Mungkin efek badan Tony yang sekarang jadi gendut. Dulu kan masih sixpack.
Intinya, mau nonton film ini atau enggak, ditanggung sendiri akibatnya. Gue saranin sih enggak perlu buang-buang waktu untuk film kelas B seperti ini. Kalau kalian memang berniat ngeliat aksi Tony Jaa saja, tetep, Guys. Enggak bakal mengobati rasa kecewa. Mendingan cari lagi DVD "Tom Yum Goong" pertama, dan puter berulang-ulang ketimbang nonton yang satu ini.
NB: Gue termasuk penggila film-film bergenre action. Maka dari itu, untuk yang satu ini, gue bisa bilang di bawah standar dan kebanyakan adegan absurd-nya.
Score: 5/10
0 Komentar
Halo, Sobat MovGeeks! Kalau kamu udah pernah atau pun belum menonton film ini, silakan sampaikan pendapatnya di kolom komentar, ya. Pergunakan bahasa yang sopan, tidak SARA atau mengandung pornografi. Dimohon juga untuk tidak meninggalkan link aktif, karena berpotensi SPAM.
Terima kasih ^__^)//
MovGeeks Team