header ads

Review Film THE ANGRY BIRDS MOVIE (2016)

THE ANGRY BIRDS MOVIE (2016) movie review by Glen Tripollo
Kayaknya sejak awal smartphone dan tablet merajalela, versi game dari film animasi yang satu ini sudah meledak di pasaran. Siapa yang nggak tahu sama burung warna-warni berbentuk bulat, lonjong, dan segitiga berkemampuan khusus namun nggak bisa terbang melainkan harus dilontarkan pakai ketapel buat memerangi pasukan babi ijo? Begitu suksesnya, sampai-sampai game arcade dengan gameplay sederhana tapi berkonsep kreatif ini dibuat dengan beragam versi. Bahkan kelompok babi ijo pun mendapatkan game-nya sendiri. Lantas, gimana dengan versi animasinya?

FYI, ini bukan kali pertama Angry Bird mendapatkan adaptasi berupa animasi. Di TV sempet ada animasi series pendeknya yang mana desain karakter-karakternya masih 100% menyerupai karakter di game namun esensi gameplay di dalam game-nya kurang begitu ditonjolkan di sana. Yang menjadi kekurangan lainnya adalah, animasi series tersebut berformat animasi bisu, alias nggak ada percakapan sama sekali selain suara teriakan, gumaman, dan tawa nyesek idung si babi. Nah, makanya dibuat deh animasi ini yang seolah bener-bener baru dan terpisah antara versi animasi series dengan versi movie-nya. Yuk, simak terus kelanjutan review film THE ANGRY BIRDS MOVIE (2016) berikut ini.

THE ANGRY BIRDS MOVIE (2016) menceritakan sebuah pulau di mana di dalamnya dihuni oleh burung-burung berwarna-warni yang nggak punya kemampuan terbang. Mereka punya tokoh panutan yang menjadi legenda bernama Mighty Eagle (Peter Dinklage). Tapi, cerita tidak berfokus padanya, melainkan tokoh burung merah bernama Red (Jason Sudeikis) yang punya masalah dengan pengendalian amarahnya sehingga tidak terlalu disukai oleh burung-burung yang hidup di sekitarnya. Sebuah masalah membuatnya bertemu dengan Chuck (Josh Gad), seekor burung kuning berkecepatan tinggi namun juga selalu jujur dalam setiap ucapannya, Bomb (Danny McBride) yang dapat meledak bila emosinya terguncang, Terence (Sean Penn) yang bertubuh super besar namun misterius, dan Matilda (Maya Rudolph) seekor instruktur yang bertugas merehabilitasi Red, Chuck, Bomb, dan Terence agar menjadi burung yang bahagia. Suatu ketika, sebuah kapal laut berisi para babi hijau datang ke pulau mereka dengan beramah-tamah. Kelompok babi yang dipimpin oleh Leonard (Bill Hader) ini berusaha mengambil hati para burung. Red yang saat itu langsung curiga dengan alasan kedatangan para babi malah dikucilkan oleh orang sekitarnya. Hingga pada akhirnya, apa yang dikhawatirkan Red benar-benar terjadi. Terus gimana dong? Ya, kalian silahkan tonton aja sendiri untuk tahu kelanjutannya ya~


Mari kita mulai dengan desain karakter dan juga dunia yang unik
Kita semua tau kalo karakter dalam Angry Birds versi mobile game itu nggak punya kaki, cuma kepala dengan bentuk-bentuk bangun datar yang beragam dan juga warna-warni. Tampaknya nggak mungkin bikin kisah yang sempurna bila tokoh-tokohnya masih terkesan sulit bergerak begitu yak, so, di versi movie, kita melihat para burung kini memiliki dua kaki dan sayap seperti tangan. Kalo baru pertama kali liat, mungkin bakal terasa sedikit aneh, tapi lama-lama terbiasa juga kok, dan malahan bisa puas karena redesign karakternya ini tetap berhasil menghidupkan karakter-karakter asli di game-nya, tentunya dengan tambahan kemampuan untuk bercakap-cakap lancar layaknya manusia. Selain itu, penggambaran dunianya kini lebih kompleks dan lengkap. Bukan sekedar berfokus dengan karakter, tapi juga sistem dunia dan lain sebagainya. Di dunia Angry Birds Movie, ada yang namanya polisi, persidangan bagi pelanggar aturan, pasar, dan sebagainya. Nggak sekompleks dunia di balik game-nya WRECK-IT RALPH (2012) atau para penunggang naga di HOW TO TRAIN YOUR DRAGON 2 (2014), tapi dunia ANGRY BIRDS juga bisa dibilang kreatif dan unik dengan style-nya sendiri.

Gue baca beberapa review di luar sana yang mengatakan kalo karakter-karakter di sini nyaris semuanya simply annoying, tapi gue pribadi punya pendapat yang beda. Karakterisasi di sini well-made, not that annoying, tapi pas sama tema utamanya Angry Birds, yang menjadikan semua karakter hidup dengan sifat khasnya masing-masing. Simply lovable sih menurut gue. Kebetulan cuma lewat sekali simak, gue langsung suka sama karakter Chuck yang bawel dan hobi nyerocos dengan cepat, secepat gerakannya yang kayak Quicksilver. By the way, di dalam film kebetulan ada satu adegan Chuck memperagakan adegan yang nyentuh-nyentuh gaya Quicksilver di film X-MEN: DAYS OF FUTURE PAST (2014).




No need for plot twist to make the story enjoyable
Gue rasa ini keunikan lainnya. Di mana kita semua udah pasti tahu kalo pasukan babi itu jahat, dan para burung ini tokoh baik yang kemudian jadi marah karena ulah menyebalkan para babi. Jadi, nggak peduli seperti apa penampilan para babi di sini awalnya, kita udah tahu bakal seperti apa akhirnya. Nah, anehnya, walaupun nggak ada plot twist yang ditampilkan di sini, isi cerita secara keseluruhan sangat mudah ditebak, tapi pembawaannya bener-bener fun dan menarik untuk terus disimak hingga selesai. Satu-satunya twist yang mungkin bisa gue dapetin di sini (tapi bukan twist yang original sih, karena pernah juga diterapkan dalam film animasi MEGAMIND (2010)), yaitu adegan pertemuan para burung dengan tokoh pujaan mereka, Mighty Eagle yang ternyata nggak sesuai dengan bayangan awal mereka.

Smooth comedy, not that fresh thou, tapi lumayan berkesan
Bisa dibilang kebanyakan adegan komedi di sini digambarkan lewat aksi karakternya ketimbang dari apa-apa yang diucapkan sama mereka. Which is, sisi positifnya adalah anak-anak pun bisa dibikin ketawa lepas karena ngerti sama komedi yang disampaikan secara visual. Selebihnya slapstick humor lewat pembicaraan yang smooth tapi nggak begitu orisinil or fresh karena formulanya udah sering dipakai di film-film bergenre sejenis. Lagipula tema-tema yang disampaikan di sini terbilang sangat ringan jadi ngga perlu banyak mikir untuk mencerna maksudnya, atau memudahkan orangtua juga untuk menjelaskan "what's going on" kepada anak-anak mereka yang masih kecil.

Terakhir, gue pengen apresiasi semua orang di balik layar yang udah menciptakan versi animasi 3D untuk game fenomenal ini, karena secara garis besar, cerita yang disajikan luar biasa menarik dan seru. Jauh dari ekspektasi awal gue yang bakalan biasa aja. Di sini, setidaknya para penonton jadi ngerti banget kenapa para burung marah-marah. Walaupun kita nggak disuguhin alasan kenapa Red pemarah banget, tapi kita bisa simpulin kalo itu semua sifat yang muncul dalam dirinya akibat kesendirian dan sikap burung-burung sekitarnya yang seringkali bersikap tak acuh, cenderung membully dirinya. Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari keseluruhan cerita ini. Lewat peran Leonard, anak-anak bisa tahu kalo menipu adalah perbuatan yang bener-bener merugikan dan disebelin sama banyak orang. Dan bagaimana lewat Red yang walaupun diperlakukan dengan tidak baik oleh teman-temannya, tetap memiliki rasa cinta dan ingin melindungi sesamanya di saat-saat sulit. Atau belajar kesetiakawanan dan kejujuran lewat sifat Chuck yang apa adanya dan nggak gengsian.

Tapi, yang bikin gue merasa bener-bener puas adalah esensi dari game yang sama sekali nggak dilupakan oleh kreatornya. Yaitu sistem perang yang menggunakan ketapel untuk menabrak-nabrak bangunan di kerajaan para babi. Asemlah, ini epic banget. Silahkan ditonton (baiknya sih ramai-ramai sama keluarga) ke bioskop ya!

Most memorable scene:
Adegan perang yang bener-bener bikin gue senyum-senyum gak jelas saking terpukaunya. Game referenced 100%.

NB: Ada sedikit adegan mid-credit scene, menggambarkan satu karakter mayor Angry Birds yang sejak awal kisah nggak diceritain. Jawabannya, karena mereka baru menetas! Siapa lagi kalo bukan trio burung biru yang kalo dilontarkan memecah ke tiga arah. Hehe.

Score: 9,5/10

Posting Komentar

2 Komentar

  1. adegan yang paling saya suka saat mereka cari si elang , dan pas adegan di kolam itu yang ternyata eng ing eng wkwkwk lucu , bentuknya juga gemesin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwkw... lagi asyik minum and berenang, eh malah muntah deh... :D

      Hapus

Halo, Sobat MovGeeks! Kalau kamu udah pernah atau pun belum menonton film ini, silakan sampaikan pendapatnya di kolom komentar, ya. Pergunakan bahasa yang sopan, tidak SARA atau mengandung pornografi. Dimohon juga untuk tidak meninggalkan link aktif, karena berpotensi SPAM.

Terima kasih ^__^)//

MovGeeks Team