header ads

Review Film DEEPWATER HORIZON (2016)

DEEPWATER HORIZON (2016) movie review by Glen Tripollo
Another movie that I should see in 2016 but it was too late. Yep, kalo diinget-inget ada banyaaaak banget film di tahun 2016 yang masuk daftar wajib tonton versi gue, tapi sayangnya karena satu dan banyak hal gue ngga sempet nonton langsung di bioskop pada saat perilisannya. Sayang sih, soalnya kebanyakan film jauh lebih enjoyable kalau disaksikan dengan menggunakan layar yang lebih gede. Nggak terkecuali film yang satu ini. Film yang dibintangi oleh Mark Wahlberg--yang lagi-lagi bekerja sama dengan sutradara film LONE SURVIVOR (2013), Peter Berg--kali ini berdasarkan kisah nyata peristiwa tragis ledakan kilang pengeboran minyak Deepwater Horizon pada tanggal 20 April 2010 silam yang sempat membuat heboh dunia. Film ini juga diramaikan oleh Kurt Russell, John Malkovich, Gina Rodriguez, dan Dylan O'Brien. Seperti apa filmnya? Yuk, simak terus review film DEEPWATER HORIZON (2016) ala gue berikut ini.

DEEPWATER HORIZON (2016) menceritakan Mike Williams (Mark Wahlberg), seorang kepala TI di tempat pengeboran minyak lepas pantai Deepwater Horizon, yang harus mengalami hari terburuk dalam pekerjaannya. Ketika kapten mereka, Jimmy Harrell (Kurt Russell) harus berdebat dengan seorang pengawas perwakilan dari perusahaan BP, Vidrine (John Malkovich) yang bersikeras untuk menjalankan proyek pengeboran tanpa mengindahkan kode-kode keamanan Deepwater Horizon sendiri. Ada beberapa hal penting yang mestinya diperbaiki terlebih dulu sebelum memulai pekerjaan, namun dengan beralasan bahwa proyek telah tertunda selama 43 hari, ditambah nggak mau rugi karena takut mendapat tekanan dari atasannya di BP, Vidrine memaksakan perintahnya. Well, akibatnya tak terbantahkan, seperti yang ditakutkan Jimmy dan Mike, sebuah bencana dahsyat pun menimpa mereka dan seluruh pekerja Deepwater Horizon.

Sebelumnya, gue bahas dulu trivia kejadian yang sebenarnya. Deepwater Horizon adalah pengeboran minyak yang didapuk memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan pengeboran minyak lainnya, terutama dalam hal ukuran, kekuatan, dan kedalaman pengeboran yang mampu dilakukan, serta efektifitas dan mobilitasnya. Dibuat pada tahun 2001 di Korea Selatan oleh Hyundai Heavy Industry, dan mendapatkan pujian perihal keamanan kerja bidang pengeboran minyak, hingga akhirnya pada tanggal 20 April 2010, Deepwater Horizon ini mengalami kesalahan teknis sebagai akibat dari pemaksaan kehendak pengawas mereka, menyebabkan semburan minyak bercampur lumpur dari dasar laut yang tak terkendali hingga akhirnya mengalami kebakaran dahsyat karena api yang terpercik dari kegagalan kerja mesin pompa. Waktu ledakan terjadi, sekiranya ada 126 pekerja, termasuk di dalamnya 7 orang perwakilan BP Company, 79 pekerja Transocean, dan beberapa pekerja lain yang merupakan perwakilan dari beberapa perusahaan yang berkaitan dengan Deepwater Horizon, tercatat 11 orang meninggal dunia. Di tanggal 22 April 2010, Deepwater Horizon tenggelam, sementara proses pemadaman dan pembersihan laut dari minyak yang menebar berlangsung hingga September 2010. Nggak kebayang bagaimana mengerikannya bila jadi salah satu pekerja yang berada di sana. Sebagian besar pekerja yang berhasil selamat pun mengalami trauma hingga nggak mau lagi kembali bekerja di laut lepas. 



We know all the story, but we don't really know the hero
Yosh, keseluruhan cerita dari kejadian Deepwater Horizon ini bisa kita ketahui lewat baca-baca artikel di dunia maya. Bagaimana kronologisnya, bagaimana akhirnya, dan sebagainya, tapi tidak bisa membuat kita ikut merasakan pengalaman yang dialami oleh para pekerja di sana. Kita bahkan nggak bakal tahu siapa yang paling banyak berjasa dalam menyelamatkan para pekerja di lokasi kejadian. Nah, makanya, lewat film ini, penonton diajak untuk lebih mengenal lagi sosok pahlawan tersebut. Dia adalah Mike Williams, yang di saat-saat genting sekali pun masih memikirkan orang lain, dan berhasil menekan rasa ketakutannya sendiri demi menyelamatkan banyak orang, termasuk juga kaptennya, Jimmy Harrell. Penonton juga akan melihat bagaimana seorang kru pengeboran bernama Caleb Holloway begitu beruntung bisa selamat padahal saat kejadian semburan minyak, ia berada di garis paling depan. But this is all about, we know the story, there's no plot twist, kita cuma diajak ikut merasakan, dan ikut terinspirasi oleh keberanian Mike dan Caleb. Serta bagaimana sebelas orang korban di sana sebagiannya tewas karena melakukan aksi kepahlawanan demi menyelamatkan orang banyak. Kita juga jadi dibikin sebel sama sok taunya Vidrine yang herannya juga beruntung bisa selamat dari kejadian naas tersebut.

Good characterization, scenario, and acting
Gue percaya ketika kita mengangkat sebuah kejadian nyata yang ada kaitannya dengan kemanusiaan, sosial, dan bencana alam ke dalam sebuah film, maka penilaian bagus tidaknya film tersebut terletak pada kekuatan skenario yang bisa menekankan unsur dramatis dan menyampaikan poin-poin pesan moral dengan gamblang, dan karakterisasi yang mana berarti membutuhkan kualitas akting yang bagus. Film ini menurut gue memiliki kedua hal tersebut. Walau secara dramatisasi adegan, film ini ngga bisa dibandingkan dengan TITANIC (1997), karena memang bukan romance basic-nya, melainkan suspenseful element yang berhasil dibangkitkan di sini. Bagaimana penonton bisa dibawa merasakan deg-degan dari percakapan dan situasi yang sedang dihadapi para tokohnya, hingga akhirnya apa yang ditakutkan beneran kejadian. This is awesome. Mark Wahlberg berhasil memainkan bagiannya dengan sangat baik, not to mention Dylan O'Brien, akting lebaynya justru pas banget buat menghidupkan karakter Caleb, apalagi John Malkovich yang berhasil bikin penonton sebel banget sama kepribadiannya.

Teaser poster dengan desain dan
angle pengambilan gambar yang apik
Very good CGI effect and cinematography
Gue terus-terusan mikir film ini bikinnya gimana. Soalnya secara keseluruhan begitu kerasa nyata. Termasuk efek semburan minyak, bangunan runtuh, kebakaran, dan ledakan. Antara para pemain dengan background-nya nggak keliatan batas sama sekali, nge-blend dengan sangat baik dan apik. Gue mesti acungin jempol buat kualitas CG yang ditampilkan di film ini. Kekurangannya mungkin pada adegan beberapa orang yang mental terkena tekanan dari semburan minyak, ada yang agak kasar sampe keliatan banget ditarik pake talinya (walau talinya ngga keliatan). Kurang natural. Tapi selebihnya, special effect film ini keren banget dan sangat memuaskan.

Untuk sinematografinya sendiri terbilang sederhana dan cenderung shaky di awal-awal film. Tapi ketika bencana terjadi, pengambilan gambar bisa dikatakan sangat baik dan jelas banget menggambarkan situasinya. Jadi di bagian awal emang agak capek ngeliat gambar yang goyang-goyang, tapi pas adegan klimaksnya justru malah sangat memuaskan. 

Secara keseluruhan, gue ngerasa kalo ini termasuk salah satu film terbaik karya Peter Berg. Dari segala sisi bisa dikatakan above average dibandingkan film-film bertema disaster berdasarkan kisah nyata. Maybe in par with EVEREST (2015) dalam hal penggambaran situasi dan dramatisnya. Sebagai pegangan orang tua, film ini tergolong aman untuk ditonton segala usia, kecuali adegan pembukanya yang menampilkan kemesraan Mike dengan istrinya di ranjang. Emang sih ngga ada apapun yang terlihat. Tapi kayaknya masih terlalu berat untuk di-handle sama anak-anak. #apasih. So, skip for two minutes, I think that will be wiser as a parent. Durasi film ini juga menurut gue pas dan nggak membosankan sekalipun di awal-awal banyak ngomongnya. This movie is recommended, terutama kalo lagi butuh tontonan seru dan menginspirasi di saat senggang.

NB: Agak miris ngeliat interaksi Mike sama anaknya yang lagi praktekin pengeboran minyak pake kaleng soda. Ngga terduga sama Mike kalau hal semacam itu beneran terjadi.

Score: 8,6/10

Posting Komentar

0 Komentar