Review Film FANTASTIC BEASTS AND WHERE TO FIND THEM (2016)

FANTASTIC BEASTS AND WHERE TO FIND THEM (2016) movie review by Glen Tripollo
Potterhead tampaknya belum bakal kehabisan bahan untuk menghibur diri, karena ternyata J.K. Rowling berhasil mengangkat satu kisah baru yang akan membawa Potterhead kembali ke dunia yang sama dengan dunia sihir Harry Potter. Yah, walaupun ada sedikit perbedaan warna di sini.

Masih disutradai David Yates (yang memegang tiga film terakhir HARRY POTTER) dan J.K. Rowling yang bertindak langsung sebagai scriptwriter (ini debutnya by the way). Hanya saja beda dengan kemunculan pertama Harry Potter yang sebagian besar diperankan sama aktor-aktor baru (di masa itu), di film ini cukup banyak wajah-wajah familiar yang ikut meramaikan. Sebut aja aktor peraih piala Oscar berkat perfomance terbaiknya dalam film THE THEORY OF EVERYTHING (2014), siapa lagi kalo bukan Eddie Redmayne. Terus ada juga Collin Farrell, Ezra Miller, Jon Voight, dan kejutan asyik di bagian akhir, ada Johnny Depp.

Sebelumnya, just FYI, Geeks! Gue juga Potterhead, semua buku dan filmnya udah gue telen abis-abisan, so, seenggaknya gue udah cukup banyak mengerti mengenai dunia sihir ala J.K Rowling dan bagaimana hal tersebut bakal sedikit mempengaruhi penilaian gue sama film yang satu ini (cuma sedikit, karena kebiasaan gue nge-review selalu memposisikan diri sebagai penonton awam). Kayak apa sih filmnya? Yuk, simak review film FANTASTIC BEASTS AND WHERE TO FIND THEM (2016) ala gue berikut ini.

FANTASTIC BEASTS AND WHERE TO FIND THEM (2016), selanjutnya gue singkat FANTASTIC BEASTS aja. sebetulnya diadaptasi secara bebas dari sebuah buku berjudul sama yang diterbitkan sebagai collectible book bagi para Potterhead. Buku yang sebetulnya replika buku yang dimiliki Harry Potter sebagai pendukung pelajarannya Hagrid di sekolah Hogwartz. Nama penulis yang tercantum di cover buku yang dijual itu pun bukan J.K. Rowling melainkan nama penulis buku pelajaran tersebut, Newt Scamander, yang di dalam film ini diperankan oleh Eddie Redmayne. Nah, walaupun berada pada universe yang sama, film ini nggak memakai setting Hogwartz dan sekitarnya, melainkan kota New York pada tahun 1920-an. Newt Scamander digambarkan sebagai pribadi yang agak tertutup dan kurang pandai bergaul. Ia selalu membawa koper yang mana koper tersebut sebetulnya memiliki ruang penyimpanan yang sangat luas di dalamnya, tempat ia memelihara dan merawat hewan-hewan dunia magis yang juga tengah ia pelajari. Sambil berusaha menjaga agar hewan-hewan tersebut tidak seenaknya muncul di dunia manusia No-Maj (sebutan para penyihir Amerika untuk manusia non-penyihir). Sebetulnya, Newt punya misi penting lain sih pergi ke Amerika, dan misi itu nyaris jadi kacau ketika salah satu hewan mistisnya yang bernama Niffler keluar dari koper. Makhluk berwujud seperti platypus gendut tanpa ekor raket khas berang-berang ini keliatan super duper lucu, udah gitu entah kenapa makhluk ini demen banget sama logam mulia. Gerakannya lincah dan membuat Newt kewalahan mengejarnya sambil berusaha agar tak ada seorang No-Maj pun yang melihatnya.

Sayangnya, ada seorang No-Maj bernama Jacob Kowalski (Dan Fogler) yang melihatnya dan Newt lupa untuk memberinya Jampi Memori. Ada seorang penyihir Amerika yang diam-diam mengamati Newt dan langsung membawanya ke Magical Congress of the United States of America (MACUSA) untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya itu serta memastikan bahwa Newt sudah memiliki izin untuk berada di sana. Well, cerita berkembang ketika akhirnya Newt tidak sengaja melibatkan Kowalski dalam sebuah petualangan mencari makhluk-makhluk sihir yang terlepas, plus menghadapi konflik ketika Newt hendak disidang MACUSA karena kesalahannya yang beresiko terhadap hubungan antara penyihir dan No-Maj. Tapi, seolah pengalihan isu, ternyata kepala auror MACUSA, Percival Graves, memiliki agenda lain yang membuat Newt merasa harus turun tangan menghadapinya. Kalo pengen tau lengkapnya silahkan cek sendiri filmnya yaaa.


Penggambaran dunia sihir yang berbeda
Setting dunia yang sama, namun dalam kurun waktu yang berbeda. Di sini waktu yang dipakai lebih jadul dari Harry Potter, walau begitu, rasanya kehidupan para penyihir Amerika ini lebih kerasa modern ketimbang kehidupan di Hogwartz yang lebih kaku (kecuali dunia Muggle-nya ofcourse). Satu-satunya hal yang membuat setting di film ini kelihatan jadul adalah gaya berpakaian orang-orangnya. Perbedaan lainnya yang bisa gue tangkap dari dunia di film ini dengan Harry Potter adalah tempat hidup para penyihirnya. Kalau di Harry Potter, kita bisa melihat adanya dunia paralel yang memiliki pintu masuk di titik-titik tertentu dari dunia Muggle untuk memasuki dunia penyihir, maka di sini penyihir dan No-Maj masih berbaur satu sama lain. Para penyihir bekerja diam-diam dan berusaha tidak menampakkan sihirnya di muka umum. Walau begitu, tetap ada No-Maj yang tahu keberadaan para penyihir di antara mereka, sebagian menjadi Second Salemers, kumpulan No-Maj garis keras yang berusaha mengungkap keberadaan para penyihir dan menyingkirkan mereka.

What I wanna tell you is, film ini akan memberikan kita banyak hal baru tentang kehidupan penyihir di luar Inggris, dengan aturan dan sistem sosial yang berbeda. Berasa kalau universe Harry Potter telah berkembang menjadi jauh lebih luas lagi. Lalu, bagaimana seorang Newt Scamander, seorang penyihir magiczoologist introvert yang berasal dari Inggris harus menyesuaikan diri dengan aturan di sana adalah hal yang menarik untuk diikuti. Ditambah lumayan banyak makhluk-makhluk sihir yang belum pernah di-expose di dunia Harry Potter menambah rasa puas Potterhead dalam menyelami dunia para penyihir. Bahkan bagi Potterhead sendiri, menonton film ini akan memberikan pengalaman baru.

Slow story development and only a few action scene
Nah, mungkin ini yang bakal membuat beberapa Potterhead sedikit kecewa atau merasa kalau filmnya kurang nendang. Fokus utama kisah ini adalah Newt yang berusaha menangkap makhluk-makhluk sihir, sehingga adegan aksinya lebih ke arah strategi cerdas Newt dan seru-seruan plus kocak-kocakan sama Kowalski pas lagi berusaha menangkap makhluk-makhluk tersebut. Pendalaman karakter dan pengenalan setting juga lebih kental sehingga hanya sedikit sekali adegan aksi antar sesama penyihir yang ditunjukkan di sini. Pertarungannya pun rata-rata ngga beradu jurus sihir, melainkan seperti Pokemon versi penyihir, mengendalikan beragam makhluk sihir terlatih untuk melawan musuh atau menyelamatkan diri. Alih-alih penyihir, Newt memang membawa warna baru sebagai pengklasifikasian tipe penyihir. Newt seperti beast master dengan gaya bertarung seperti Pokemon tamer. Hal ini bakal terlihat jelas pada final battle scene-nya.



Perkembangan ceritanya pun jadi terasa agak lambat, namun bukan dalam penilaian yang buruk. Gue pribadi cukup menikmati alurnya yang kocak walau agak banyak bicara. Kepribadian Newt yang digambarkan Eddie Redmayne pun gue rasa pas banget. Nerd banget, agak sulit berkomunikasi, agak kaku, tapi selalu terlihat santai setiap kali masalah menerpa. Khusus bagian ini, gue mesti bilang, nggak semua orang bakalan suka dengan cara penyampaian cerita di film ini. Apalagi yang suka Harry Potter karena filmnya dan bukan novelnya, mungkin akan menganggap film ini boring. Menurut gue sih, untuk film perdana yang katanya bakal dibikin sebanyak 5 seri ini udah bisa dibilang memiliki porsi yang tepat dan asyik buat dinikmatin. I really looking forward for the continuation of this series. Makin gak sabar setelah disuguhin plot twist di bagian akhir.

Fantastic CGI Effects
Daya tarik utama dari film-film bergenre fantasi adalah tentu saja penggunaan elemen CGI yang berkualitas. Film FANTASTIC BEASTS (2016) ini untungnya termasuk salah satu film dengan kualitas CGI yang luar biasa halus dan bersih. Membuat makhluk-makhluk dan dunia tempat mereka berada berasa begitu real dan menarik. Desain makhluk-makhluknya pun bisa dikatakan unik dan belum pernah terlihat (yang serupa) di film fantasi lainnya. Khusus buat gue, desain Niffler adalah yang paling mencuri perhatian, kebetulan memang makhluk tersebut paling banyak mendapatkan screen time.

Actually, sebetulnya film ini sangat aman ditonton segala usia, tapi mengingat beberapa sepupu gue yang masih SD - SMP bilang kalo filmnya boring lumayan membuktikan kalo film ini kurang bisa dinikmati sama anak-anak karena slow pace dan minim adegan aksinya. Sekali lagi ini hanya sekedar masalah selera. This movie wasn't bad, it's an awesome piece dengan ciri khas penggarapan David Yates. So, if you truly a Potterhead yang mengenal Harry Potter dari novel-novelnya dan juga open-minded, maka film ini bakal bikin kalian suka.

NB: Gue berharap banget Kowalski masih bakal terlibat dalam seri-seri selanjutnya, karena dia bagaikan Ron Weasley yang rasanya bakal bikin cerita menjadi sangat hidup dengan kehadirannya. Oh ya, kalian bakal sering melihat penyihir ber-apparate/dis-apparate di sepanjang film. Tapi tetep, koper Newt bikin gue terpukau. Enak banget ya, kayak punya kantong Doraemon.

Score: 9/10 (some people might find this boring, so secara umum film ini gue kasih skor 7,8/10)

Review Film FANTASTIC BEASTS AND WHERE TO FIND THEM (2016) Review Film FANTASTIC BEASTS AND WHERE TO FIND THEM (2016) Reviewed by Glen Tripollo on 09.33 Rating: 5

2 komentar:

  1. Karakter favorit gw Kowalski, sedih saat diilangin ingatannya. And of course Queenie, cantik, centil, tapi smart, sedikiy mengingatkan gw sama Luna Lovegood. Cant wait to see both of them, yang apalagi di the last scene Kowalski kaya ingat sesuatu ^_^

    Btw, gw kok gak setuju sama Johnny Depp main sebagai Gellert Grindelwald. What if some other English actor?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... Kowalski kayaknya ngga bener-bener lupa ingetan yak? Iya ga sih? Abisnya bisnis roti dia aja bentuknya gitu, terus pas ketemu Queenie juga langsung terasa ada sesuatu yang bergetar gitu #apasih. Wkwkwkw...

      Ah, ya soal Johnny Depp, dia aktor seribu wajah. Belum tau banget sih gimana aksinya nanti pas udah banyak dapet screentime. Let's see aja dulu... hahaha

      Thanks udah mampir yaa.. salam Potterhead!

      Hapus

Halo, Sobat MovGeeks! Kalau kamu udah pernah atau pun belum menonton film ini, silakan sampaikan pendapatnya di kolom komentar, ya. Pergunakan bahasa yang sopan, tidak SARA atau mengandung pornografi. Dimohon juga untuk tidak meninggalkan link aktif, karena berpotensi SPAM.

Terima kasih ^__^)//

MovGeeks Team

Diberdayakan oleh Blogger.