header ads

[West-Movie Review] Cinderella (2015)

Apa kalian percaya dongeng?
Kami termasuk orang yang percaya, tepatnya menyenangi, segala cerita dongeng. Baik yang terdengar mungkin, maupun tidak—mengingat sebetulnya tak ada yang tak mungkin. Dan dongeng yang satu ini sudah terlalu terkenal sampai rasanya bakal aneh sekali kalau ada yang tidak tahu ceritanya. Dongeng ini bahkan telah menjadi salah satu objek perumpamaan lazim bagi orang yang berubah drastis nasibnya. Jadi begitu remake-nya muncul, kami semangat sekali untuk menontonnya.


Film bermula dan kami sudah disajikan banyak hal klasik. Setting, properti, busana, bahkan nuansanya kental dengan gaya klasik, meskipun tone-nya tetap cerah dan berwarna ala film modern. Memasuki cerita, kami semakin familier dengan alurnya. Keluarga bahagia, sang ibu meninggal, sang ayah menemukan calon istri baru yang membawa serta kedua anaknya—lantas menjadi konflik utama sang Cinderella. Kami mengharapkan sesuatu yang baru, apa pun itu, tokoh baru, konflik atau subkonflik baru, sudut pandang baru (seperti Maleficent) bahkan twist. Namun, bahkan ketika filmnya memasuki tengah durasi hingga akhir, kami sadar kalau remake yang satu ini benar-benar dibuat persis dengan pendahulunya. Tak ada yang diubah, kecuali sepatu kaca yang dipecahkan sang ibu tiri. Karena hal ini, jujur saja, kami sedikit kecewa.

Menganggap bahwa pembuatnya mungkin ingin mempertahankan cerita aslinya, kami melanjutkan menyimak. Meskipun begitu, rasanya datar. Alur, dialog, karakterisasi--semuanya sudah kami ketahui dengan baik sebelumnya sehingga menyimaknya terasa seperti menonton film yang sama untuk kesekian puluh kalinya, film yang sudah mencapai titik jenuh. Jadi, tak dapat diragukan lagi, kami merasa bosan. Satu-satunya saat dimana kami tidak bosan adalah saat sang ibu peri muncul. Dan kami makin menggemari Helena Bonham Carter yang menampilkan peran ibu peri menjadi lebih seru di film ini.

Untuk sinematografi, kami acungkan jempol untuk film ini. Segalanya tersorot dengan indah bak negeri dongeng, Satu-satunya hal yang menarik dari film ini adalah tiap setting yang disorot dengan sinematografi mumpuni.

Untik akting para pemainnya, kami bisa mengatakan lumayan. Tidak buruk, tapi juga tidak luar biasa. Lagipula karakterisasi tokoh-tokoh yang ada tidak begitu menakjubkan, ataupun mengeksplor akting pemain lebih, jadi tidak banyak yang bisa dinilai aktingnya. Akan tetapi, akting Helena Bonham Carter cukup mencuri perhatian.

Untuk parents guide-nya, film ini aman sekali. Semua umur dapat menontonnya, namun kami tidak menjamin kalau setiap umur akan betah menonton film yang cukup menjemukan ini.

Rating: 5/10


Posting Komentar

0 Komentar