Mendapati review-review yang kecewa dengan film ini, kami sebetulnya enggan menontonnya. Akan tetapi, karena telah menonton film pertamanya yang cukup menjanjikan, kami pun memutuskan untuk tetap menontonnya.
Dan kami tak menyesal! Film kedua ini bahkan membuat kami semakin menggandrungi seri ini!
Melanjutkan seri sebelumnya, "Divergent (2014)", sekuel yang satu ini menceritakan tentang petualangan Tris dan kekasihnya, Four, yang kini menjadi buronan karena keduanya yang merupakan Divergent dianggap ancaman semua faksi. Seperti yang telah dijelaskan di film sebelumnya, dalam universe cerita ini, terdapat lima faksi, yaitu Amity, Abnegation, Dauntless, Candor dan Erudite (untuk penjelasannya, bisa membaca review "Divergent"). Nah, cerita ini menceritakan tentang Divergent—seseorang yang memiliki kemampuan yang dapat membaur dalam kelima faksi tersebut. Tris dan Four, dua Divergent yang kini telah diincar dan melarikan diri, pun harus menerima banyak serangan dalam pelarian mereka. Bersama Caleb, kakak Tris, dan Peter, teman mereka, mereka harus mendapati kejaran pasukan Dauntless yang dipimpin Jeanine—pimpinan Erudite—dan Factionless yang ternyata dipimpin oleh ibu kandung Four sendiri. Di samping segala huru-hara itu, Tris pun terus dibayang-bayangi kematian orang tuanya dan temannya, Will. Hal ini bahkan mengubah Tris yang sebelumnya kalem dan lembut menjadi brutal dan emosional. Namun sikapnya yang tak terkendali ini justru yang membuat kami menjadi sangat tertarik pada instalmen ini. Seandainya di prekuelnya sifat Tris sudah seperti ini, yang terasa seperti cewek tangguh, barangkali kami akan menempatkan instalmen ini setara dengan instalmen "Hunger Games".
Dari segi alur, kami lebih merasakan ketegangan di sekuelnya ini jika dibandingkan dengan prekuelnya. Adegan pertarungan, tembak-tembakan dan kejar-kejarannya lebih memicu adrenalin, walaupun efek animasi dan CGI-nya masih kurang mulus dan kurang terlihat seperti nyata. Musik pengiringnya juga pas. Penceritaan dari adegan per adegan pun detail sehingga kita tidak perlu mempertanyakan sebab-akibatnya.
Dari sisi akting, film ini memang tidak menampilkan akting fantastis atau sejenisnya, karena dari segi ceritanya yang lebih menonjolkan aksi dan strategi pelarian. Meskipun begitu, bukan berarti akting para pemainnya buruk, kami tetap menikmati akting tiap pemainnya, terutama Shailene Woodley yang lebih garang di sini.
Oh, untuk bimbingan orang tuanya, film ini dikategorikan untuk remaja ke atas. Ada adegan romantis yang cukup “menjurus” sebetulnya, jadi jauh lebih baik jika yang menontonnya adalah yang sudah mempersiapkan diri atau yang tidak bermasalah dengan itu.
Secara keseluruhan, kami hanya bisa bilang film ini layak ditonton.
Rating: 7.5/10
0 Komentar
Halo, Sobat MovGeeks! Kalau kamu udah pernah atau pun belum menonton film ini, silakan sampaikan pendapatnya di kolom komentar, ya. Pergunakan bahasa yang sopan, tidak SARA atau mengandung pornografi. Dimohon juga untuk tidak meninggalkan link aktif, karena berpotensi SPAM.
Terima kasih ^__^)//
MovGeeks Team